Mual dan Muntah: Pendarahan di otak akibat pecahnya aneurisma bisa menyebabkan mual dan muntah yang hebat.
Kehilangan Kesadaran atau Kejang: Pecahnya aneurisma dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang, atau kesulitan berbicara.
Kelemahan atau Mati Rasa di Salah Satu Sisi Tubuh: Jika aneurisma mempengaruhi bagian otak yang mengontrol pergerakan tubuh, penderitanya bisa merasakan kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh.
Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala ini, segera cari bantuan medis darurat. Penanganan yang cepat bisa menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak kerusakan otak yang lebih parah.
BACA JUGA:Buah Jeruk, Si Kecil yang Kaya Manfaat: Menjaga Imun hingga Menurunkan Risiko Penyakit!
Faktor Risiko dan Pencegahan Aneurisma Otak
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aneurisma otak antara lain:
Hipertensi (tekanan darah tinggi): Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko terbentuknya aneurisma.
Merokok: Rokok mengurangi elastisitas pembuluh darah dan mempercepat penurunan kesehatan pembuluh darah, yang meningkatkan kemungkinan aneurisma.
Keturunan atau Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang memiliki aneurisma otak, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi.
Usia dan Jenis Kelamin: Wanita berusia 30 hingga 60 tahun lebih rentan terhadap aneurisma otak.
Penyakit Penyerta: Beberapa penyakit seperti penyakit ginjal polycystic, kelainan pembuluh darah, dan infeksi dapat meningkatkan risiko aneurisma otak.
BACA JUGA:Inilah 6 Manfaat Oregano bagi Kesehatan, Herbal Aromatik dengan Segudang Khasiat!
Pencegahan aneurisma otak melibatkan mengelola faktor-faktor risiko tersebut.
Menjaga tekanan darah normal, berhenti merokok, menghindari alkohol berlebihan, serta menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan yang baik dan olahraga teratur dapat membantu mencegah kondisi ini.
Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan aneurisma otak, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.