PAGARALAMPOS.COM - Jembatan Ancol merupakan salah satu infrastruktur penting yang berada di kawasan Jakarta Utara.
Bukan sekadar jalan penghubung, jembatan ini juga menjadi saksi bisu perjalanan panjang Jakarta, dari masa kolonial hingga perkembangan modern seperti saat ini.
Keberadaannya tak lepas dari kebutuhan transportasi, perdagangan, serta pertahanan pada masa lalu.
Asal Usul Nama dan Letak Strategis
BACA JUGA:Sejarah Jembatan Merah: Saksi Perjuangan dan Perubahan Kota Surabaya!
Nama “Ancol” berasal dari kata dalam bahasa Sunda “ancol” yang berarti tanah berlekuk atau tanah di tepi pantai. Kawasan Ancol sejak dulu dikenal sebagai wilayah pesisir yang padat aktivitas.
Pada masa kolonial Belanda, Ancol berfungsi sebagai jalur logistik penting karena letaknya dekat dengan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Untuk menunjang mobilitas barang dan pasukan, dibangunlah jembatan yang melintasi kanal-kanal buatan dan sungai kecil yang mengalir menuju laut.
Jembatan Ancol awalnya dibangun dari kayu dan batu bata. Meski sederhana, jembatan tersebut sangat vital karena menjadi penghubung antara Batavia bagian dalam dengan daerah pesisir utara.
Tak hanya digunakan oleh penduduk lokal, jembatan ini juga dilewati para pedagang dari Tiongkok, Arab, hingga Eropa.
Perkembangan pada Masa Kolonial
Pada abad ke-18 hingga ke-19, pemerintah Hindia Belanda mulai melakukan perbaikan besar terhadap infrastruktur Batavia.
Banyak kanal diperluas, termasuk aliran sungai di Ancol. Akibatnya, jembatan kayu lama dianggap tidak lagi memadai.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Tambora: Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia!