Selain itu, pernikahan antara Pangeran Suryanata dan Putri Junjung Buih menjadi lambang persatuan antara unsur duniawi (manusia) dan ilahi (dewi), yang diyakini membawa kemakmuran bagi masyarakat Banjar.
Warisan Budaya yang Masih Hidup
Hingga kini, legenda Putri Junjung Buih masih dihormati oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Beberapa tempat seperti Sungai Nagara dan Amuntai sering dikaitkan dengan kisah sakral ini.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Museum Affandi: Jejak Sang Maestro di Tepian Sungai Gajah Wong!
Dalam berbagai upacara adat Banjar, nama Putri Junjung Buih kerap disebut sebagai simbol kesucian dan pelindung daerah.
Selain menjadi cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun, legenda ini juga menginspirasi berbagai karya seni, seperti tari tradisional, drama teater, hingga ukiran dan lukisan lokal.
Kisahnya mengingatkan bahwa setiap masyarakat memiliki akar budaya yang dalam dan menyatu dengan alam serta spiritualitas.