Menelusuri Sejarah Tari Jaipong: Simbol Energi dan Identitas Budaya Sunda!

Rabu 15-10-2025,09:20 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Tari Jaipong merupakan salah satu warisan budaya khas Jawa Barat yang sarat akan semangat, keindahan gerak, serta nilai-nilai tradisional Sunda.

Tarian ini dikenal dengan irama musik yang cepat, hentakan kendang yang kuat, dan gerakan tubuh yang enerjik.

Sejak kemunculannya pada akhir tahun 1970-an, Jaipong tidak hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Sunda dalam melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi.

Asal Usul dan Latar Belakang Munculnya Jaipong

BACA JUGA:Sejarah Benteng Somba Opu: Jejak Kejayaan Kerajaan Gowa dan Pusat Perdagangan Maritim di Makassar!

Lahirnya Tari Jaipong tidak terlepas dari semangat seniman Sunda untuk mempertahankan kesenian tradisional yang hampir punah pada masa itu.

Pada tahun 1960-an hingga 1970-an, kesenian rakyat seperti ketuk tilu dan wayang golek mulai berkurang peminatnya.

Melihat kondisi tersebut, seorang seniman asal Karawang bernama Gugum Gumbira terinspirasi untuk menciptakan bentuk tarian baru yang tetap berakar pada tradisi Sunda, tetapi dikemas dengan nuansa yang lebih modern dan menarik bagi generasi muda.

Gugum kemudian mempelajari berbagai bentuk kesenian tradisional seperti ketuk tilu, pencak silat, dan wayang orang Sunda.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Benteng Nassau: Jejak Kolonial di Ternate yang Tak Lekang Waktu

Ia memadukan unsur-unsur tersebut menjadi satu kesatuan gerak yang dinamis, lalu mengiringinya dengan musik degung dan kendang khas Sunda.

Dari sinilah lahir Tari Jaipong, yang pertama kali diperkenalkan secara luas di Bandung sekitar tahun 1979.

Makna dan Filosofi di Balik Gerakan Jaipong

Gerakan dalam Tari Jaipong mencerminkan karakter masyarakat Sunda yang luwes, ceria, dan penuh semangat.

BACA JUGA:Sejarah Tari Katrili: Jejak Akulturasi Budaya Eropa dan Nusantara di Nusa Tenggara Timur!

Kategori :