Mengungkap Jejak Kehidupan Homo Erectus Soloensis, Manusia Purba Asal Jawa yang Mendunia

Kamis 02-10-2025,07:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Indonesia merupakan salah satu wilayah kunci dalam penelitian manusia purba dunia.

Di antara berbagai temuan penting, fosil Homo erectus soloensis menjadi salah satu yang paling berharga karena memberi gambaran tentang kehidupan awal manusia di Nusantara.

Penemuan ini menjadi bukti penting dalam studi evolusi manusia, khususnya di kawasan Asia Tenggara, tepatnya di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah.

Siapa Homo Erectus Soloensis?

Homo erectus soloensis adalah subspesies dari Homo erectus yang ditemukan di Pulau Jawa. Nama “soloensis” merujuk pada lokasi penemuannya, yakni di Bengawan Solo.

Secara bahasa, Homo erectus berarti “manusia yang berdiri tegak”. Dibandingkan dengan Homo erectus awal, jenis ini memiliki tengkorak berukuran lebih besar, meski belum memperlihatkan ciri khas manusia modern seperti Homo sapiens.

BACA JUGA:Pemberontakan yang Mengancam Eksistensi Bangsa Indonesia: Sejarah yang Hampir Hilang

Penemuan Fosil di Bengawan Solo

Fosil Homo erectus soloensis pertama kali ditemukan pada tahun 1930-an oleh tim peneliti Belanda yang dipimpin G.H.R. von Koenigswald.

Beberapa lokasi penting tempat fosil ini ditemukan antara lain Ngandong, Sambungmacan, dan Sangiran—yang kini dikenal sebagai situs arkeologi dunia.

Sebagian besar fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan tulang paha. Walaupun tidak utuh, temuan ini cukup memberikan gambaran mengenai bentuk tubuh serta kapasitas otaknya.

Para ahli memperkirakan bahwa Homo erectus soloensis hidup sekitar 100.000–50.000 tahun lalu, sehingga menjadi salah satu Homo erectus terakhir sebelum punah.

Ciri Fisik dan Kehidupan Sehari-Hari

Homo erectus soloensis diperkirakan memiliki tinggi badan antara 160–180 cm, mendekati ukuran manusia modern.

BACA JUGA:Menapaki Sejarah di Benteng Patua Tomia: Warisan Penjajahan Belanda yang Sarat Nilai Budaya

Kategori :