Pemberontakan yang Mengancam Eksistensi Bangsa Indonesia: Sejarah yang Hampir Hilang
Pemberontakan yang Mengancam Eksistensi Bangsa Indonesia: Sejarah yang Hampir Hilang-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Indonesia sempat menghadapi krisis besar ketika pemberontakan Madiun tahun 1948 hampir meruntuhkan fondasi negara yang baru lahir.
Di saat rakyat masih berjuang mempertahankan kemerdekaan dari sisa ancaman Belanda, muncul ancaman baru dari dalam negeri.
Musso, tokoh komunis yang baru kembali dari Uni Soviet, membawa ideologi revolusioner yang ingin mengganti arah republik dengan sistem komunis, bertentangan dengan semangat proklamasi.
Dengan pengaruh dan jaringan bawah tanahnya, ia membangun kekuatan PKI dan kelompok sayap kiri lainnya untuk mengambil alih kekuasaan secara paksa.
Kota Madiun menjadi saksi bagaimana ambisi politik bisa berubah menjadi tragedi. Ribuan orang ditangkap, disiksa, bahkan dibunuh hanya karena perbedaan pandangan.
BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?
BACA JUGA:Mengenal Gunung Sumantri: Simbol Kejayaan dan Warisan Sejarah di Tanah Papua
Aparat negara, tokoh agama, pemuda, hingga warga biasa menjadi korban upaya kudeta yang dibungkus dengan jargon perjuangan kelas dan keadilan sosial.
Mereka yang menolak mengikuti arus ini dianggap musuh, termasuk para ulama di Ponorogo dan Magetan.
Rumah-rumah dibakar, markas militer diserang, dan ketakutan menyebar lebih cepat dari peluru yang ditembakkan.
Presiden Soekarno, yang saat itu berusaha menyatukan berbagai faksi politik, mengambil langkah tegas. Ia menegaskan bahwa Madiun bukan hanya masalah ideologi, tetapi soal keselamatan Republik Indonesia yang baru berumur tiga tahun.
Panglima Besar Jenderal Soedirman memimpin militer untuk merebut kembali kota-kota yang dikuasai pemberontak dan memastikan negara tidak jatuh ke tangan mereka yang ingin mengganti sistem pemerintahan.
BACA JUGA:Gunung Sumantri: Jejak Sejarah dan Kisah Kepahlawanan di Atap Papua
BACA JUGA:Sejarah dan Cerita Mistis Gunung Urug: Desa yang Terkubur Waktu
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
