Upacara Balik Adat Tolaki: Warisan Sakral yang Menjaga Nilai Kehidupan dan Martabat

Rabu 25-06-2025,17:56 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Suku Tolaki yang tinggal di Sulawesi Tenggara dikenal dengan kekayaan tradisi budaya yang khas dan penuh makna. Berbagai upacara adat yang mereka jalankan bukan sekadar ritual, melainkan mengandung nilai filosofis yang mendalam.

Setiap prosesi adat berfungsi untuk memperkuat ikatan antara manusia, alam sekitar, serta roh leluhur, sekaligus menjaga keseimbangan sosial di dalam komunitas.

Salah satu upacara penting dalam budaya Tolaki adalah ritual pernikahan, yang tidak hanya bersifat seremonial tetapi juga sarat simbol. Upacara ini melambangkan penyatuan dua keluarga dan harmoni antara manusia dengan alam.

Dalam prosesi tersebut, pengantin biasanya diberikan berbagai atribut adat, seperti tuwu — sebuah perhiasan yang menjadi lambang perlindungan dan berkah dari leluhur. Selain itu, pengantin pria sering menampilkan tarian adat sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga dan leluhur mereka.

BACA JUGA:Sejarah Bandara Soekarno-Hatta: Dari Lahan Cengkareng Menuju Gerbang Udara Internasional Indonesia!

BACA JUGA:Sejarah Suku Baduy: Penjaga Tradisi Leluhur di Tengah Arus Modernisasi!

Selain itu, Upacara Syukuran Panen juga menjadi tradisi penting yang dilaksanakan setelah musim panen selesai.

Melalui upacara ini, masyarakat Tolaki menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan dan roh leluhur atas hasil bumi yang melimpah. Berbagai hasil pertanian seperti beras, jagung, dan ubi disiapkan sebagai persembahan dalam prosesi ini.

Ada pula Upacara Kematian yang memegang peranan vital dalam menjaga hubungan antara dunia orang hidup dan roh yang telah meninggal. Keluarga almarhum melakukan serangkaian ritual yang bertujuan memastikan jiwa yang telah berpulang diterima dengan baik di alam gaib.

Persiapan makanan dan benda-benda adat menjadi bagian dari penghormatan terakhir, sekaligus menjaga harmoni antara dunia nyata dan dunia roh

Bagi masyarakat Tolaki, kematian merupakan kelanjutan proses hidup, bukan akhir dari segalanya.

BACA JUGA:Kerak Telor. Makanan Betawi Paling Terkenal Kesukaan Bangsawan Belanda? Ini Sejarahnya!

BACA JUGA:Lurah Burung Dinang Ajak Warga Berkolaborasi Jaga Kebersihan

BACA JUGA:Sejarah Suku Bawean: Menelusuri Jejak Budaya di Pulau Kecil yang Kaya Tradisi!

Seluruh upacara adat ini sarat dengan simbol-simbol yang mengandung makna keseimbangan antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual.

Kategori :