Sejarah Kapal PLTD Apung: Dari Pembangkit Listrik Terapung Menjadi Monumen Tsunami Aceh!

Kamis 12-06-2025,15:19 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Di antara deretan kisah pilu dan ketegaran yang lahir dari tragedi tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, Kapal PLTD Apung menjadi salah satu simbol paling kuat.

Bukan hanya karena ukurannya yang luar biasa besar, tetapi juga karena kisahnya yang tak biasa terhempas sejauh lima kilometer dari laut ke tengah kota Banda Aceh oleh dahsyatnya gelombang tsunami.

Kapal ini bukan sekadar bangkai besi tua, tetapi kini telah menjadi monumen peringatan sekaligus tempat wisata sejarah yang mengingatkan generasi tentang kedahsyatan bencana alam dan semangat untuk bangkit.

Asal-Usul Kapal PLTD Apung

BACA JUGA:Sejarah Patung Titi Banda: Legenda Ramayana yang Menjadi Ikon Budaya di Gerbang Kota Denpasar!

Sebelum tsunami terjadi, kapal ini beroperasi di lepas pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, dan menyuplai listrik bagi wilayah sekitarnya yang saat itu mengalami kekurangan daya.

Dengan berat sekitar 2.600 ton dan panjang lebih dari 60 meter, kapal ini tidak dirancang untuk berpindah tempat tanpa bantuan, apalagi terbawa gelombang.

Hebatnya, kapal tersebut mendarat di tengah kawasan permukiman tanpa terbalik atau rusak parah.

Tragedi di Atas Kapal

Di balik kisah spektakuler perpindahan kapal ini, tersimpan pula kisah duka. 

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Patung Reog Ponorogo: Simbol Identitas Budaya dan Kebanggaan Masyarakat!

Hanya lima orang yang selamat. Sisanya menjadi korban keganasan ombak. Peristiwa ini memperkuat makna simbolik kapal sebagai saksi bisu bencana terbesar dalam sejarah Indonesia modern.

Transformasi Menjadi Monumen

Pasca-tsunami, pemerintah dan masyarakat Aceh menghadapi masa pemulihan yang sangat berat. Ribuan bangunan hancur, ratusan ribu nyawa melayang, dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.

Kategori :