Sejarah MULO: Pendidikan Warisan Kolonial yang Mengubah Arah Bangsa!

Selasa 27-05-2025,15:30 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Di tengah arus perubahan zaman kolonial, muncul sebuah lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam sejarah pendidikan Indonesia:

MULO, singkatan dari Meer Uitgebreid Lager Onderwijs yang berarti “Pendidikan Dasar yang Diperluas.”

MULO bukan sekadar institusi pendidikan menengah pertama, tetapi juga menjadi tonggak pembentukan elite intelektual pribumi di era pemerintahan Belanda.

Jejaknya masih terasa hingga kini sebagai fondasi bagi sistem pendidikan modern Indonesia.

Latar Belakang Kemunculan MULO

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, akses pendidikan sangat terbatas bagi masyarakat pribumi.

Pendidikan hanya diperuntukkan bagi anak-anak Belanda, Eropa Timur, atau kalangan elite lokal yang dianggap “layak” oleh pemerintah kolonial.

Pendidikan dasar, seperti ELS (Europeesche Lagere School), menjadi awal seleksi ketat bagi siapa yang bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

Dalam rangka mencetak tenaga admiistrasi kelas menengah yang dibutuhkan untuk mendukung birokrasi kolonial, maka didirikanlah MULO.

BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Boyang: Warisan Arsitektur Suku Mandar yang Sarat Makna Budaya!

Sekolah ini diperkenalkan pertama kali sekitar tahun 1914, dan menjadi salah satu bagian dari kebijakan Politik Etis Belanda yang berupaya memberikan pendidikan kepada kalangan pribumi sebagai bentuk “balas budi.”

Tujuan dan Fungsi MULO

MULO berada setara dengan tingkat SMP saat ini. Lama pendidikan di MULO umumnya tiga tahun, dan kurikulumnya sangat berorientasi pada standar pendidikan Eropa.

Siswa yang berhasil menyelesaikan pendidikan di MULO diharapkan mampu bekerja sebagai juru tulis, pegawai administrasi.

Kategori :