Benteng ini menjadi titik pertahanan utama untuk menghalau serangan dari laut dan menjaga akses ke jalur perdagangan rempah-rempah.
Di dalam benteng terdapat lorong-lorong sempit, ruang penyimpanan amunisi, dan tempat pengintaian yang masih bisa disaksikan hingga kini.
Konflik dan Pergantian Kekuasaan
BACA JUGA:Sejarah Monumen Palagan Ambarawa: Mengenang Pertempuran Heroik Rakyat Indonesia Melawan Sekutu!
Selama abad ke-16 hingga ke-18, Maluku menjadi ajang perebutan kepentingan ekonomi dan politik antara kerajaan lokal dan kekuatan asing.
Portugis, yang pertama membangun benteng ini, harus bersaing dengan Spanyol yang masuk melalui Filipina, serta Belanda yang mulai aktif berdagang dan membangun kekuatan melalui VOC.
Pada tahun 1610, Belanda mengambil alih kendali atas benteng ini dan menjadikannya bagian dari jaringan pertahanan VOC.
Namun, hubungan antara Belanda dan Kesultanan Ternate tidak selalu harmonis. Sultan Tolukko dikenal sebagai pemimpin yang menolak dominasi Belanda dan mencoba memperkuat pertahanan internal kerajaannya.
Meski demikian, kekuatan senjata dan pengaruh ekonomi Belanda membuat perlawanan Sultan tidak berlangsung lama.
BACA JUGA:Sejarah Monumen Kebulatan Tekad: Simbol Perlawanan Rakyat Ambarawa Menolak Penjajahan Kembali!
Setelah periode kolonial berakhir dan Indonesia merdeka, Benteng Tolukko perlahan kehilangan fungsinya sebagai pos militer. Namun, keberadaannya tetap menjadi simbol penting dalam ingatan kolektif masyarakat Ternate.
Pelestarian dan Peran dalam Pariwisata
Di era modern, Benteng Tolukko telah direstorasi oleh pemerintah daerah dan dijadikan salah satu objek wisata sejarah yang cukup populer di Maluku Utara.
Pengunjung dapat menelusuri bagian dalam benteng, menikmati pemandangan laut dari atas menara pengintai, serta mempelajari sejarahnya melalui papan-papan informasi yang tersedia di lokasi.
Tidak hanya menjadi tempat wisata, benteng ini juga kerap digunakan untuk kegiatan budaya, seperti pementasan seni tradisional, peringatan hari sejarah, dan sebagai latar dokumenter lokal.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Danau Siais: Permata Tersembunyi di Tapanuli Selatan!