PAGARALAMPOS.COM - Di pesisir utara Provinsi Aceh, berdiri sebuah saksi bisu kejayaan masa silam yang kokoh menantang waktu Benteng Indrapatra.
Terletak di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, benteng ini menyimpan cerita panjang tentang strategi pertahanan, kejayaan kerajaan, hingga perlawanan terhadap kolonialisme.
Meski kini hanya menyisakan reruntuhan batu kapur yang lapuk dimakan usia, Benteng Indrapatra tetap menjadi monumen sejarah yang menarik perhatian para peneliti, wisatawan, dan pecinta sejarah.
Awal Mula: Warisan Kerajaan Lamuri
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Prasasti Karang Berahi: Jejak Kejayaan Masa Lalu di Tanah Jambi!
Benteng Indrapatra diyakini telah ada jauh sebelum kedatangan Islam di Nusantara.
Sejumlah sumber sejarah menyebutkan bahwa benteng ini dibangun oleh Kerajaan Lamuri, salah satu kerajaan Hindu-Buddha tertua di wilayah Aceh yang diperkirakan berdiri sejak abad ke-7 Masehi.
Pembangunan benteng ini merupakan bagian dari strategi pertahanan kerajaan menghadapi ancaman dari luar, terutama dari bajak laut dan penyerbu yang datang melalui Selat Malaka.
Kerajaan Lamuri dikenal sebagai kerajaan maritim yang memiliki pengaruh cukup besar dalam perdagangan di kawasan Asia Tenggara.
BACA JUGA:Jejak Sejarah di Museum Bahari: Menyimpan Koleksi Maritim Langka dari Masa ke Masa
Letaknya yang strategis membuat wilayah ini kerap menjadi target serangan, sehingga pembangunan sistem pertahanan seperti Benteng Indrapatra sangat penting.
Struktur benteng kala itu terbuat dari batu kapur yang diambil dari wilayah sekitar, dengan dinding tebal yang dirancang untuk menahan gempuran senjata tradisional.
Masa Kesultanan Aceh Darussalam
Setelah Kerajaan Lamuri melemah dan kemudian menghilang dari catatan sejarah, wilayahnya menjadi bagian dari Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-16.
BACA JUGA:Sejarah dan Makna Ritual Rambu Solo: Warisan Adat Pemakaman Masyarakat Toraja!