Ia mengerahkan angkatan laut yang besar dan berhasil membangun armada yang mampu bersaing dengan kapal-kapal dagang Eropa yang datang ke Nusantara.
BACA JUGA:Lampung Bersejarah! Temukan Tempat-tempat yang Menjadi Saksi Bisu Perjalanan Panjang!
Ratu Kalinyamat juga dikenal memiliki kecerdasan militer yang hebat dan keberanian luar biasa dalam menghadapi ancaman, termasuk dari Portugis yang semakin agresif di Malaka.
Karena keberanian dan ketangguhannya, Portugis menjulukinya sebagai "Cerinhama," yang berarti "Wanita yang Telanjang," suatu julukan yang mencerminkan keberanian tanpa takut mati, bahkan setelah kehilangan suami.
Tak hanya mempertahankan wilayahnya, Ratu Kalinyamat juga terlibat dalam aksi militer untuk membantu Kesultanan Aceh yang berperang melawan Portugis di Malaka.
Pada tahun 1550, ia mengirimkan dua ekspedisi militer besar ke Malaka untuk membantu Aceh mengusir Portugis dari kawasan itu.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Lampung: Saksi Bisu yang Menyimpan Kisah Panjang
Meskipun serangan ini tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, aksi tersebut menunjukkan kekuatan armada laut Jepara serta tekad Ratu Kalinyamat untuk melawan kolonialisme Eropa.
Kekuatan Politik dan Warisan Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat adalah seorang pemimpin yang cerdas dan gigih dalam mempertahankan wilayahnya.
Di masa pemerintahannya, Jepara mencapai puncak kejayaan, dengan ekonomi maritim yang kuat berkat jaringan dagang yang luas. Wilayah ini menjadi pusat perdagangan penting di pesisir utara Jawa dan berperan besar dalam menyebarkan Islam.
Di bawah kepemimpinannya, Ratu Kalinyamat memperkuat hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan di luar Jawa, seperti Aceh dan Johor, untuk memperkuat aliansi melawan Portugis.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Suku Helong: Kekayaan Budaya dari Nusa Tenggara Timur
Ia juga membangun hubungan baik dengan masyarakat lokal dan pedagang asing, yang mendukung perkembangan ekonomi dan kebudayaan di wilayah Jepara.
Legenda dan Peninggalan Ratu Kalinyamat
Nama Ratu Kalinyamat hingga kini dihormati sebagai simbol kekuatan perempuan dan keberanian melawan penjajahan.