PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Medang Kamulan dikenal sebagai salah satu kerajaan legendaris di Pulau Jawa, meskipun jejak sejarahnya tidak disertai bukti arkeologis yang kuat.
Statusnya antara mitos dan kenyataan masih menjadi misteri hingga kini, terutama karena kisahnya banyak ditemukan dalam cerita pewayangan.
Menurut legenda, Medang Kamulan berdiri setelah Pulau Jawa “dipakukan” ke tempatnya, memungkinkan wilayah ini untuk dihuni.
Bangsa pertama yang dikisahkan mendiami pulau ini adalah para denawa atau raksasa, digambarkan sebagai bangsa liar yang gemar menindas dan memakan manusia.
BACA JUGA:Pertempuran Ambarawa: Momen Bersejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia,
BACA JUGA:Warungboto: Jejak Sejarah yang Berubah Menjadi Destinasi Wisata Menarik
Sebagian pendapat menyatakan bahwa Medang Kamulan adalah fakta sejarah, bukan sekadar mitos atau legenda. Nama “Medang Kamulan” sendiri berasal dari “Mdhang” yang bermakna “Jaman Pertengahan” dan “Kamulan” yang berarti “Permulaan.” Masa kejayaannya sering dianggap sebagai "Atlantis" oleh masyarakat Barat.
Legenda menyebutkan bahwa Desa Banjarejo termasuk dalam kekuasaan Prabu Dewata Cengkar, raja yang gemar memakan daging manusia hingga menyebabkan keresahan.
Kisah Aji Saka dimulai dengan kedatangannya di Pulau Jawa untuk melawan Prabu Dewata Cengkar. Dalam perjalanan ini, Aji Saka dipercaya membawa peradaban ke tanah Jawa, mengajarkan tata kehidupan dan nilai-nilai sosial pada masyarakat setempat.
BACA JUGA:28 Oktober 1928: Sejarah Sumpah Pemuda dan Semangat Persatuan Bangsa
BACA JUGA:Sejarah dan Kemunduran Kerajaan Majapahit: Simak Penjelasannya!
Aji Saka dianggap sebagai nenek moyang masyarakat Jawa dan dipercaya datang dari wilayah yang disebut Bumi Majeti, atau kemungkinan keturunan dari Suku Shaka di India.
Digambarkan sebagai pemuda sakti dengan keris pusaka dan sorban ajaib, ia berhasil mengalahkan Dewata Cengkar dengan kecerdikannya, menggunakan sorban yang seolah bisa memanjang hingga mencapai Laut Selatan.
Setelah mengalahkan Dewata Cengkar, Aji Saka mendirikan Kerajaan Medang Kamulan dan memimpin dengan gelar Prabu Wisaka.
Ia memperkenalkan tahun Saka (berawal pada tahun 1 Saka atau 78 Masehi) dan mengajarkan keterampilan membaca dan menulis, menandai era baru bagi kebudayaan Jawa.