Dari Rempah ke Kekuasaan: Jejak Sejarah Kesultanan Ternate

Selasa 22-10-2024,20:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Daerah yang berada di bawah pengaruh Ternate meliputi sebagian besar Maluku dan bahkan wilayah Filipina selatan.

Baabullah dikenal sebagai sultan yang berhasil mengusir penjajah Portugis dari Ternate, memperkuat kekuasaan lokal.

BACA JUGA:Jejak Sejarah di Tanjung Pinang: Rumah Kapiten Phang Tjong Toen

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Wisma Ranggam: Dari Tempat Tinggal Pejabat Kolonial Hingga Situs Bersejarah

Pada masa ini, Ternate memainkan peran penting dalam perdagangan rempah-rempah, terutama cengkeh, yang sangat dicari oleh bangsa Eropa.

Keberadaan cengkeh di Maluku menjadikan Ternate pusat perdagangan internasional yang ramai, dengan menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai kekuatan asing, seperti Spanyol, Portugis, dan Belanda.

 Konflik dengan Portugis

Portugis tiba di Ternate pada awal abad ke-16, dan awalnya menjalin hubungan baik dengan Kesultanan Ternate.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Jembatan Ampera: Landmark Palembang yang Bersejarah

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Masjid Agung Palembang: Tempat Ibadah yang Bersejarah

Namun, seiring waktu, kehadiran Portugis mulai menimbulkan ketegangan, terutama setelah mereka membangun benteng dan campur tangan dalam politik lokal.

Ketegangan ini memuncak pada masa Sultan Hairun, ayah Sultan Baabullah, yang dibunuh oleh Portugis pada tahun 1570. Pembunuhan ini memicu perlawanan besar dari Ternate.

Sultan Baabullah kemudian memimpin perang melawan Portugis dan berhasil mengusir mereka dari benteng di Ternate pada tahun 1575.

Kemenangan ini menegaskan posisi Ternate sebagai kekuatan dominan di kawasan tersebut dan memperkuat identitas kesultanan sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan.

BACA JUGA:Jejak Sejarah di Tanjung Pinang: Rumah Kapiten Phang Tjong Toen

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Wisma Ranggam: Dari Tempat Tinggal Pejabat Kolonial Hingga Situs Bersejarah

Kategori :