Keraton Surakarta dibangun dengan gaya arsitektur tradisional Jawa yang mengutamakan keharmonisan antara manusia dan alam.
BACA JUGA:Menyelami Sejarah Kerajaan Indragiri: Pusat Perdagangan dan Kebudayaan Melayu
Bangunan keraton mengandung berbagai simbolisme dan filosofis, seperti pendopo (aula besar) yang menjadi pusat kegiatan kerajaan, dan masjid agung sebagai tempat ibadah raja dan rakyatnya.
Keraton ini dikelilingi oleh tembok besar dengan pintu gerbang yang megah, mencerminkan kedudukannya sebagai pusat kekuasaan.
Peran dan Pengaruh Kasunanan Surakarta
Pada masa awal berdirinya, Kasunanan Surakarta memiliki pengaruh besar di Jawa.
Meskipun berada di bawah pengaruh VOC, para raja Surakarta tetap berperan sebagai pemimpin simbolis dan kultural bagi rakyat mereka.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Inderapura: Pusat Perdagangan dan Budaya di Sumatera Barat
Kasunanan juga memainkan peran penting dalam menjaga kebudayaan Jawa dengan melestarikan seni dan tradisi seperti wayang kulit, tari bedhaya, dan gamelan.
Namun, seiring berjalannya waktu, pengaruh politik Kasunanan semakin berkurang, terutama dengan datangnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Pada abad ke-19, Kasunanan Surakarta mengalami banyak tekanan dari pemerintah kolonial, yang berusaha mengurangi kekuasaan raja.
Meskipun begitu, Kesunanan Surakarta tetap mempertahankan identitas dan warisan budayanya.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Peran Kesultanan Gunung Tabur dalam Perdagangan dan Budaya
Warisan Budaya Kasunanan Surakarta
Hingga kini, Kasunanan Surakarta masih menjadi pusat pelestarian budaya Jawa.
Upacara-upacara adat seperti Sekaten, Grebeg, dan kirab pusaka masih dilakukan setiap tahunnya, yang menarik minat wisatawan domestik maupun internasional.