Pada masa kejayaannya, kerajaan ini memerintah dengan sistem feodal, di mana raja memegang kontrol atas tanah dan daerah-daerah di bawah kekuasaannya, sementara para bangsawan dan pembesar kerajaan bertanggung jawab atas wilayah masing-masing.
BACA JUGA:Mengenal Kesultanan Bima: Peranannya dalam Sejarah dan Budaya Indonesia Timur
Inderapura juga dikenal sebagai kerajaan yang memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan berbagai kerajaan lain, termasuk India, China, dan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara.
Barang-barang seperti rempah-rempah, hasil bumi, tekstil, dan perhiasan menjadi komoditas utama yang diperdagangkan di pelabuhan Inderapura.
Hal ini membuat kerajaan ini menjadi pusat ekonomi yang penting di wilayah pesisir.
Keruntuhan dan Warisan Budaya
Pada akhir abad ke-13, kerajaan Inderapura mulai mengalami kemunduran.
BACA JUGA:Kesultanan Berau: Sejarah, Kemakmuran, dan Warisan Budaya di Kalimantan Timur
Salah satu penyebab utama kemunduran ini adalah tekanan dari kerajaan-kerajaan besar lainnya yang ingin menguasai jalur perdagangan di kawasan tersebut.
Selain itu, faktor internal seperti persaingan antar keluarga kerajaan dan ketidakstabilan politik juga mempengaruhi keruntuhan Inderapura.
Meskipun demikian, warisan budaya Kerajaan Inderapura masih dapat dilihat hingga saat ini.
Banyak situs arkeologi yang ditemukan di sekitar daerah Bengkulu yang menunjukkan bukti-bukti kehidupan masyarakat pada masa kerajaan ini.
BACA JUGA:Kerajaan Bedahulu: Peradaban yang Membentuk Lampung dan Sejarah Sumatra
Beberapa artefak yang ditemukan, seperti pecahan gerabah, senjata, dan perhiasan, menggambarkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Inderapura yang kaya dan maju pada masanya.
Selain itu, Kerajaan Inderapura juga meninggalkan jejak dalam seni dan budaya lokal.
Tradisi-tradisi yang ada di masyarakat Bengkulu saat ini, seperti tarian, musik, dan sistem kekerabatan, banyak dipengaruhi oleh kebudayaan kerajaan ini.