PAGARALAMPOS.COM – Tari Gubang adalah tari tradisional yang berasal dari suku Melayu Asahan, Provinsi Sumatera Utara.
Tarian ini tidak hanya merefleksikan keragaman budaya Melayu, tetapi juga menyatukan elemen tari, musik, puisi, dan tata pentas dalam satu kesatuan yang harmonis.
Dengan nilai sejarah dan makna yang mendalam, Tari Gubang diakui sebagai salah satu warisan budaya yang sangat berharga.
Usul dan Fungsi Tari Gubang
Menurut cerita yang ada dalam jurnal Alam Melayu: Dari Ingatan ke Kenyataan oleh Nizamoel Akhyar, Tari Gubang memiliki hubungan dengan makhluk halus atau bunian yang dikatakan tinggal di hutan.
Legenda setempat mengisahkan bahwa tari ini pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan yang tersesat di hutan.
Pada awalnya, Tari Gubang ditampilkan di atas perahu sebagai ungkapan kegembiraan nelayan yang menari bersama.
Seiring waktu, fungsi tari ini bertransformasi menjadi ritual yang bertujuan untuk memanggil angin, yang dipercaya dapat membantu kelancaran aktivitas nelayan di lautan.
Tari Gubang memiliki nuansa magis dan digunakan sebagai sarana untuk memohon angin demi mendukung kegiatan nelayan, dengan harapan hasil tangkapan mereka melimpah dan aktivitas berjalan dengan baik.
Ritual ini mencerminkan kedekatan antara kehidupan sehari-hari masyarakat dan elemen spiritual yang mendalam.
Transformasi Setelah Masuknya Islam
Dengan hadirnya agama Islam di Sumatera Utara, Tari Gubang mengalami perubahan signifikan. Selain tetap dipertahankan sebagai ritual magis, tari ini juga diadaptasi menjadi bentuk hiburan yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Saat ini, Tari Gubang sering dipertunjukkan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, penyambutan tamu kehormatan, dan upacara adat.
Tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai ritual spiritual tetapi juga sebagai simbol sambutan hangat dan keceriaan dalam perayaan.
Gerakan dan Makna Tari Gubang