Inilah 5 Fakta Tribhuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit yang Terkenal Berani dan Penakluk Nusantara

Rabu 11-09-2024,10:36 WIB
Reporter : Edi
Editor : Almi

BACA JUGA:Pemberontakan Ronggolawe: Pengkhianatan atau Pengabdian? Mengungkap Kontroversi Sejarah Majapahit

Setelah kematian Raden Wijaya, Jayanegara, putra tertua Raden Wijaya dari istri yang berbeda, naik tahta sebagai raja Majapahit.

Dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa Jayanegara takut akan kehilangan kekuasaannya karena pengaruh adiknya, Tribhuwana Tunggadewi.

Oleh karena itu, ia memerintahkan Tribhuwana Tunggadewi untuk tidak menikah seumur hidup, agar posisinya tetap aman dari ancaman internal. Namun, setelah Jayanegara wafat, kekuasaan jatuh ke tangan Gayatri, ibu Tribhuwana Tunggadewi. Karena Gayatri memilih untuk menjadi pendeta Buddha, tahta Majapahit pun diwariskan kepada Tribhuwana Tunggadewi, yang akhirnya menikah dan meneruskan dinasti Majapahit.

BACA JUGA:Ronggolawe: Pahlawan atau Pemberontak? Kisah Tragis di Balik Kematiannya dalam Sejarah Majapahit

4. Menggantikan Sang Ibu untuk Menjadi Raja Setelah Jayanegara meninggal pada tahun 1328, seharusnya Gayatri, ibu Tribhuwana Tunggadewi, yang naik tahta sebagai penguasa Majapahit.

Namun, Gayatri memutuskan untuk tidak mengambil tahta dan memilih untuk hidup sebagai pendeta Buddha.

Oleh karena itu, Tribhuwana Tunggadewi diangkat sebagai raja Majapahit dengan gelar Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Kepemimpinannya menandai awal periode emas Majapahit, di mana Majapahit mulai memperluas kekuasaannya di wilayah Nusantara.

BACA JUGA:Mengenal Ronggolawe: Pendiri Majapahit yang Terbunuh Karena Pemberontakan, Fakta atau Mitos?

Meskipun Tribhuwana Tunggadewi awalnya menggantikan ibunya, ia dengan cepat menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang kompeten dan berhasil memimpin Majapahit menuju kejayaan. 5. Melakukan Perluasan Wilayah Di bawah kepemimpinan Tribhuwana Tunggadewi, Kerajaan Majapahit mulai melakukan perluasan wilayah secara signifikan.

Salah satu langkah penting yang diambilnya adalah mengangkat Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit.

Dalam kitab Pararaton, diceritakan bahwa sebelum diangkat sebagai Mahapatih, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, di mana ia bersumpah tidak akan menikmati kesenangan duniawi sebelum berhasil menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.

BACA JUGA:Kisah di Balik Asal Usul Majapahit dan Lamajang Tigang Juru: Menyelami Sejarah Akhir Abad ke-13

Di era kepemimpinan Tribhuwana Tunggadewi, wilayah Majapahit semakin luas, mencakup sebagian besar wilayah Nusantara.

Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada pun menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Majapahit, karena menjadi fondasi bagi penyatuan wilayah-wilayah di seluruh kepulauan Indonesia saat ini. Tidak hanya dalam aspek militer, Tribhuwana Tunggadewi juga memainkan peran penting dalam memperkuat stabilitas politik dan ekonomi Majapahit.

Di bawah pemerintahannya, Majapahit menjadi pusat perdagangan yang penting di Asia Tenggara, dengan hubungan dagang yang kuat dengan berbagai negara, seperti Cina, India, dan kerajaan-kerajaan lainnya di Asia.

Kategori :