PAGARALAMPOS.COM - Pada masa awal Kerajaan Majapahit, terjadi beberapa pemberontakan di istana yang disebabkan oleh ketidakpuasan pengikut Raden Wijaya.
Pemberontakan-pemberontakan tersebut berhasil diatasi oleh Gajah Mada, yang saat itu menjabat sebagai anggota pasukan pengawal raja.
Gajah Mada kemudian diangkat sebagai patih pada masa pemerintahan Raja Jayanegara (1309-1328 M). Setelah kematian Jayanegara, tahta kerajaan diteruskan oleh Tribhuwana Wijayatunggadewi.
Selama masa pemerintahannya, Gajah Mada berhasil mengatasi pemberontakan Sadeng dan Keta dan kemudian diangkat sebagai Mahapatih.
Pada saat pelantikannya, Gajah Mada bersumpah untuk menyatukan nusantara, yang dikenal dengan nama Sumpah Palapa.
Pada masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi, Gajah Mada mulai memperluas wilayah Majapahit dengan menaklukkan Bali dan beberapa kerajaan lain di nusantara.
Hal ini dibuktikan oleh catatan pedagang Tiongkok, Wang Tayuan, yang menyebutkan bahwa wilayah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan bagian timur Indonesia.
Setelah Tribhuwana Wijayatunggadewi mengundurkan diri, Hayam Wuruk menggantikan tahta dengan Gajah Mada tetap sebagai Mahapatih.
Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, penaklukan terus berlanjut, dan Gajah Mada berhasil menyatukan lebih dari 30 wilayah, termasuk Bali, Lombok, Palembang, dan Tumasik.
Wilayah-wilayah ini diatur dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika," yang berarti meskipun berbeda-beda, tetap satu.
Selama pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mencapai puncaknya, meluas hingga Gurun, Sukun, dan pulau-pulau lain di Nusantara.
Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa kekuasaan Majapahit pada pertengahan abad ke-14 meliputi Indonesia saat ini dan sebagian Malaysia.
Namun, ada pendapat yang menyebutkan bahwa kekuasaan Majapahit terutama terpusat di Jawa Timur dan Bali. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Bengal, Cina, Champa, Kamboja, Annam (Vietnam Utara), dan Siam (Thailand).
Pada tahun 1377, setelah kematian Gajah Mada, Majapahit menyerang Palembang, yang berkontribusi pada berakhirnya kerajaan Sriwijaya.