PAGARALAMPOS.COM - Perjuangan Soekarno untuk meraih kemerdekaan bagi Indonesia tak lepas dari berbagai rintangan yang mengharuskannya menghadapi pembuangan dan pelarian.
Salah satu kota yang menyimpan jejak perjalanan Soekarno dalam usaha menghindari pengawasan Belanda adalah Palembang.
Kota ini bukanlah tempat pengasingan bagi Soekarno, melainkan salah satu persinggahannya ketika melarikan diri dari Bengkulu menuju Jakarta pada tahun 1942.
Pelarian Soekarno dari Bengkulu tidak terjadi begitu saja.
BACA JUGA:Misteri Patung-Patung Kuno Lembah Bada: Menelusuri Sejarah dan Budaya Lewat Arkeologi
Ada sosok yang berperan besar dalam usaha penyelamatan ini, yaitu HM Azharie, seorang saudagar kopi dari Palembang.
Hubungan antara Soekarno dan HM Azharie bermula dari aktivitas perdagangan kopi yang dilakukan oleh Azharie di wilayah hulu Sungai Musi, termasuk di Kepahiang, Bengkulu.
Dalam salah satu kunjungannya ke Bengkulu, Azharie berkenalan dengan Soekarno, dan perkenalan ini berkembang menjadi persahabatan yang erat.
Pada tahun 1942, di tengah situasi genting akibat penjajahan Belanda, HM Azharie mengambil risiko besar dengan membantu Soekarno melarikan diri dari Bengkulu.
Upaya penyelundupan ini dilakukan dengan menyembunyikan Soekarno di dalam kapal yang biasanya digunakan untuk mengangkut kopi dari daerah Ulu Musi.
Kapal tersebut membawa Soekarno ke Palembang, tempat HM Azharie tinggal bersama keluarganya.
Setibanya di Palembang, Soekarno bersembunyi di rumah HM Azharie yang terletak di Kampung 2 Ulu, tak jauh dari Sungai Musi.
Rumah ini menjadi tempat peristirahatan Soekarno selama masa pelariannya di Palembang.
BACA JUGA:Fakta Menarik tentang Gunung Himalaya: Pusat Budaya dan Sejarah Dunia