Cucu HM Azharie, Nur Ellis, mengingat cerita keluarganya mengenai sebuah ranjang besi berpegas yang konon pernah digunakan oleh Soekarno untuk tidur di rumah kakeknya.
Rumah tersebut berada sekitar 50 meter dari tepi Sungai Musi, yang memberikan akses strategis untuk melarikan diri ke tempat lain.
Selama di Palembang, Soekarno tidak hanya bersembunyi, tetapi juga merencanakan langkah selanjutnya dengan cermat.
Pada malam hari, ia beristirahat di rumah HM Azharie, sementara pada siang hari, ia berpindah ke rumah lain yang berada di tepi Sungai Musi, menunggu aba-aba dari HM Azharie.
BACA JUGA:Mengungkap Keajaiban Gunung Himalaya: Pengaruh Budaya dan Warisan Sejarah yang Mengesankan
Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya saat yang dinanti tiba. Soekarno segera menaiki perahu kecil dari Kampung 2 Ulu menuju Pelabuhan 3 Ilir di seberang sungai.
Di pelabuhan tersebut, Soekarno kemudian naik kapal Phinisi yang membawanya menuju Jakarta. Perjalanan ini menjadi bagian penting dari kisah panjang perjuangan Soekarno dalam meraih kemerdekaan bagi Indonesia.
Setelah kemerdekaan berhasil diraih, Soekarno tidak melupakan jasa baik HM Azharie. Sebagai bentuk terima kasih, Soekarno mengundang HM Azharie dan istrinya, Maryam, ke Jakarta untuk bertemu dan bersilaturahmi.
Kisah persahabatan antara Soekarno dan HM Azharie tidak hanya berhenti di masa kemerdekaan.
Pada dekade 2000-an, giliran putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri, yang berkunjung ke rumah HM Azharie di Kampung 2 Ulu.
Megawati disambut hangat oleh anak-anak dan cucu-cucu mendiang HM Azharie.
Kunjungan ini menjadi momen penting yang mengingatkan akan ikatan sejarah antara keluarga Soekarno dan keluarga HM Azharie.
Bagi wisatawan yang ingin melakukan napak tilas jejak Soekarno di Palembang, Kampung 2 Ulu menjadi destinasi yang menarik.
BACA JUGA:Mengungkap Keunikan Budaya Pulau Yap: Sejarah dan Peran Batu Rai sebagai Mata Uang Tradisional
Terdapat dua cara untuk mencapai lokasi ini. Pertama, melalui jalur air dengan menumpang perahu dari Benteng Kuto Besak.