Pada Desember 2020, dominasi Bitcoin mencapai puncaknya di angka 70,23 persen sebelum harga Bitcoin melonjak hingga 220 persen dalam beberapa bulan berikutnya, mencapai US$ 61.238.
Cowen juga menyarankan agar para trader tidak hanya fokus pada dominasi Bitcoin, tetapi juga memperhatikan dominasi stablecoin Tether (USDT) untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pergerakan pasar.
"Lebih baik pantau saja dominasi Bitcoin bersamaan dengan dominasi stablecoin Tether (USDT) untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pergerakan pasar," katanya.
Meski demikian, Cowen mencatat bahwa dominasi gabungan antara Bitcoin dan USDT saat ini berada di sekitar 63 persen.
BACA JUGA:4 Aplikasi Terbaik untuk Menghasilkan Bitcoin: Peluang Baru di Era Digital
Angka ini, menurutnya, mirip dengan level pada Juni 2019 sebelum The Fed mulai menurunkan suku bunga.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh seorang trader populer di media sosial X yang dikenal dengan nama samaran 'Kaleo'.
Pada 9 Agustus lalu, Kaleo menyebutkan bahwa dominasi Bitcoin saat itu berada di sekitar 57,50 persen dan ia meyakini bahwa ini mungkin sudah menjadi puncak untuk dominasi Bitcoin.
"Jika dominasi ini turun di bawah 50 persen, maka hal itu bisa menjadi tanda dimulainya altseason," ungkap Kaleo.
BACA JUGA:Bitcoin dan Polymarket: Dinamika Kripto dalam Konteks Pemilihan Presiden AS
Dengan berbagai pendapat yang berbeda ini, spekulasi tentang masa depan dominasi Bitcoin di pasar kripto terus berkembang.
Meski ada yang percaya bahwa Bitcoin dapat kembali ke posisi dominan, skeptisisme seperti yang disampaikan oleh Cowen menjadi pengingat bahwa pasar kripto terus berubah dan tidak dapat diprediksi dengan mudah.