Dalam upacara Pitra Yadnya, Nagabanda berperan sebagai pemandu roh menuju surga atau moksha dan juga sebagai simbol penebusan, memutuskan keterikatan dengan dunia materi.
Simbol Nagabanda juga dihubungkan dengan gambaran bumi yang dililit oleh ular naga Anantabhoga, Naga Basuki, dan Naga Taksaka dalam Lontar Siwagama dan Sri Purana Tattwa.
Kisah ini menceritakan bagaimana Sang Hyang Tri Murti, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa, turun ke bumi dalam bentuk ular naga untuk menjaga dan mengikat elemen bumi seperti tanah dan udara.
Dengan demikian, Nagabanda menggambarkan ikatan dalam makrokosmos (bhuana agung) yang mengikat bumi, serta mikrokosmos (bhuwana alit) yang mengikat tubuh manusia.
Nagabanda melambangkan keterikatan dengan materi dunia seperti makanan, perlengkapan hidup, dan kesenangan.
Upacara ngaben dengan kehadiran Nagabanda mencerminkan perjalanan roh yang dipersembahkan sebagai penebusan dan pembebasan dari keterikatan duniawi, menuju pemahaman yang lebih dalam tentang eksistensi manusia dan keterhubungannya dengan alam semesta.