Rahasia Nagabanda, Misteri dan Makna Di Balik Simbolisasi Penuntun Roh Menuju Nirwana
Rahasia Nagabanda, Misteri dan Makna Di Balik Simbolisasi Penuntun Roh Menuju Nirwana-Kolase-Berbagai Sumber
PAGARALAMPOS.COM - Nagabanda (berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti tali ular) adalah ular yang digunakan sebagai atribut di tangan raksasa bersenjatakan penggada.
Arca ini memiliki peran penting sebagai penjaga kuil atau candi Hindu. Namun, Nagabanda memiliki makna yang lebih dalam sebagai lambang pengikat atau pembelenggu.
Konsep ini menghubungkan Nagabanda dengan individu yang memiliki ikatan erat dengan masyarakat dan hubungan yang intim dengan materi duniawi.
Di Bali, Nagabanda umumnya terbuat dari kain dan digunakan dalam upacara ngaben oleh orang-orang yang merupakan keturunan Dewa Agung atau memiliki ikatan yang kuat dengan masyarakat.
BACA JUGA:Misteri Batu Batikam, Diawali Kisah Keris dan Perdamaian Dua Saudara di Sumatera Barat
Beberapa golongan yang dianggap sebagai keturunan Dewa Agung meliputi para Pendeta, Raja, keluarga yang memiliki status setara dengan raja, dan keluarga yang telah menerima gelar dan anugerah khusus dari Raja Klungkung.
Dalam konteks upacara ngaben, Nagabanda dianggap sebagai sosok yang akan mengantar roh orang yang meninggal ke langit dan nirwana.
Naga Banda sering ditemukan dalam upacara Ngaben di Bali.
Biasanya, Naga Banda dibuat khusus untuk upacara Ngaben atau Palebon keluarga puri atau keturunan raja di Bali, serta pandita Buddha di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
BACA JUGA:10 Misteri Terbesar di Indonesia yang Belum Terpecahkan! Siapakah Dalang di Balik Semua Ini?
Naga Banda digambarkan sebagai ular naga yang sangat besar dengan wajah yang mengerikan, mulut yang menganga, taring yang mencuat keluar, dan matanya yang melotot.
Tubuhnya yang panjang dihiasi dengan ukiran berwarna kuning keemasan. Bahan yang umum digunakan untuk membuat Naga Banda adalah kayu dan bambu yang dibungkus dengan kain yang mengkilap.
Menurut Dosen Filsafat Hindu, STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Putu Ariyasa Darmawan, Nagabanda mengikat pengikat atau belenggu dalam bentuk ular naga.
Nagabanda dalam upacara Pangabenan menggambarkan bahwa manusia kedinginan oleh hawa nafsu atau sifat keduniawian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: