Setelah dibasmi pada masa VOC dan Hindia Belanda, Belanda mampu menerapkan kebijakan dan menguasai perkebunan, distribusi, dan pasar.
Misalnya setelah VOC mendirikan kantor di Batavia pada tahun 1620; Awalnya perusahaan dagang ini bermitra dengan Banten.
Namun permasalahan politik di Kesultanan Banten sempat membingungkan dan VOC pun ikut terlibat di dalamnya. Setelah konflik terselesaikan, VOC menguasai perkebunan lada di Banten dan membuka perkebunan tambahan.
Serta melaksanakan kebijakan yang menguntungkan VOC itu sendiri. Pada akhirnya, produk lada dapat diproduksi dengan mudah dan efisien untuk penjualan eceran.
Hal serupa juga terjadi pada masa Hindia Belanda. Ketika Kerajaan Belanda mengalami krisis keuangan pada tahun 1830-an.
Perang Jawa, Perang Imam-Bonjol, Akibat Kemerdekaan Belgia. Anda perlu mengumpulkan uang dengan cepat dari kesepakatan itu.
Perdagangan di sektor perkebunan didorong oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menghasilkan keuntungan. Mereka menerapkan sistem tanam paksa (cultuurstelsel).
BACA JUGA:Sejarah Dan Sumpah Untung Suropati Saat Gugur Tertembak VOC!
Peraturan mengharuskan penjajah menyerahkan hasil pertaniannya kepada pemerintah Hindia Belanda.
Hindia Belanda dengan demikian memonopoli sektor perkebunan. Produk pertanian tidak boleh dibidik oleh partai politik mana pun selain pemerintah kolonial.
Stabilitas politik melalui konflik etnis
Keuntungan memonopoli kekuasaan politik di Hindia Belanda adalah mudahnya penegakan peraturan.
Setelah Belanda menguasai kerajaan dan penguasa lokal di Indonesia, pemerintah kolonial dapat dengan mudah memobilisasi sistem pertahanan.
BACA JUGA:Somalia: Menghadapi Perubahan Zaman dari Kolonialisme hingga Perjuangan Melawan Ekstremisme