Sejarah Kolonial di Indonesia, Benarkah Belanda Untung Besar Selama Penjajahan

Sabtu 03-08-2024,19:41 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Cultuurstelsel kemudian diperkenalkan pada tahun 1830. Hampir seluruh pulau Jawa menjadi berpengaruh.

Di perkebunan besar, petani harus bekerja keras untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara.

Pabrik-pabrik besar yang mengeluarkan gas buang yang keras telah memperkaya orang kulit putih Eropa.

BACA JUGA:Sejarah Dan Sumpah Untung Suropati Saat Gugur Tertembak VOC!

BACA JUGA:Sejarah Dan Sumpah Untung Suropati Saat Gugur Tertembak VOC!

Dari Batavia, Semarang, Forstenlanden hingga Soerabaia, terdapat perkebunan-perkebunan besar dengan pabrik-pabrik besar yang melekat erat di sana.

Apa yang diinginkan Belanda di Hindia Belanda terlihat jelas dari kutipan kenangan masa Pemerintahan Sementara Inggris (1810-1816).

Jan Breman, mantan profesor sosiologi komparatif, menyebutkan hal ini dalam bukunya Racism in Colonialism (2023).

Thomas Raffles, penguasa Inggris di Hindia Belanda, mempunyai penasihat penting Belanda, Hermann Muntingha.

Muntingha pernah menulis terus terang kepada Raffles. Bahwa setiap koloni ada, atau seharusnya ada, demi kepentingan tanah air (Belanda).''

BACA JUGA:Kisah Kepahlawanan Untung Seropati Melawan VOC, Ini Sumpahnya Saat Meninggal Ditangan Kompeni!

BACA JUGA:Inilah Sumpah Dari Untung Surapati Sebelum Kalah Ditangan VOC!

Di Den Haag, pejabat kolonial Jean Chrétien Beau dengan sepenuh hati menyetujuinya.

Breman mengutip poin yang dibuat oleh Baugh pada tahun 1826, beberapa tahun sebelum diperkenalkannya Kulture.

"Mereka tidak pernah mendukung emansipasi dan peradaban masyarakat adat yang kejam seperti yang terlihat di beberapa sistem."

Sebaliknya. , Saya percaya bahwa mereka harus tetap berada dalam masa pertumbuhan selama mungkin agar pengaruh peran sebagai ayah dapat dengan mudah mempengaruhi mereka.

Kategori :