Harta Karun 2.000 Tahun dari Peradaban Kuno Kazakhstan: Penemuan Arkeologi yang Mengungkap Sejarah Tersembunyi

Senin 09-09-2024,02:55 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Penemuan Bersejarah di Kazakhstan Mengungkap Hubungan Perdagangan dan Diplomasi Kuno

Tim arkeolog di Kazakhstan baru-baru ini menemukan harta karun yang berusia sekitar 2.000 tahun, termasuk perhiasan emas, mata panah, dan cermin perunggu besar, di sebuah makam di wilayah Turkestan.

Penemuan ini menawarkan wawasan baru tentang interaksi antara wilayah Kangzhou dan daerah lainnya. Artefak yang ditemukan diperkirakan berasal dari periode Kangju, yang berkuasa di wilayah tersebut dari abad ke-5 SM hingga abad ke-4 Masehi.

Alexander Podushkin, arkeolog dari Universitas Ozbekaly Shanibekov yang memimpin ekspedisi tersebut, menjelaskan bahwa Kangzhou merupakan titik pertemuan berbagai kelompok etnis seperti Sarmatians, Xiongnu, dan Saki (Scythians).

Kota ini berada di Jalur Sutra Besar, yang menghubungkan Tiongkok dengan Mediterania.

Analisis artefak menunjukkan bahwa Kangzhou memiliki hubungan perdagangan dan diplomatik yang penting dengan berbagai kerajaan, termasuk Roma, Bizantium, Kekaisaran Kushan, dan Tiongkok.

Artefak seperti perhiasan berbentuk bulat dengan pola tertentu dan cermin perunggu besar, yang diduga berasal dari Dinasti Han di Tiongkok (206 SM - 220 M), menegaskan nilai historis dan budaya yang signifikan di Eurasia pada waktu itu.

Penemuan ini sangat berharga, khususnya di kalangan masyarakat elit pada masa itu.

Penelitian dilakukan di tiga makam kuno di distrik Ordabashinsky dan Turkistan oleh tim arkeolog dari Universitas Ozbekaly Shanibekov dan beberapa arkeolog pemerintah setempat.

Dua makam dari tiga makam tersebut telah dijarah, sedangkan makam ketiga menyimpan artefak yang masih utuh.

Artefak yang ditemukan termasuk bros bergaya Romawi, manik-manik, toples tanah liat, sepatu, ikat pinggang, mata panah, dan dua anting-anting emas yang kemungkinan berasal dari abad ke-1 SM. Artefak-artefak ini saat ini dipamerkan di Museum Nasional Republik Kazakhstan di Astana.

Profesor Alexander Podushkin menyatakan bahwa artefak-artefak ini akan dipindahkan ke museum nasional untuk menjaga pelestariannya dan memastikan aksesibilitas bagi masyarakat, sesuai dengan nilai sejarahnya.

Kategori :