Kota Cina, Bandar Penting Ketika Sriwijaya Surut. Dimanakah Lokasinya Sekarang?

Minggu 28-07-2024,21:49 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Eksplorasi dan Peninggalan Berharga

Dalam hubungannya dengan temuan keramik di Kota Cina, McKinnon cenderung menekankan bahwa situs itu pernah dihuni oleh pemukim asal Cina.

Di tempat itu juga, dia menambahkan, setidaknya terdapat sekumpulan pemukim Hindu dan Buddha yang berasal dari India atau Singhala.

Selain aneka temuan tadi, McKinnon juga mengungkapkan temuan tembikar berpola tulang ikan.

Pola seperti itu muncul juga di situs Asia Tenggara lainnya. Dia lalu menunjuk sebuah desa industri keramik kecil di Kampung Sentang dekat Tanjung Tiram di daerah Batubara.

Sekitar 1970-an, menurutnya, desa tersebut masih menghasilkan wadah-wadah tembikar dengan bahan tidak berbeda dengan temuan di Kota Cina.

BACA JUGA:Sejarah Hubungan Khalifah Ummayah dengan Istana Sriwijaya, Terjalin Sejak Abad ke-8

Dia berkesimpulan, penduduk Kota Cina pada awal milenium kedua tampaknya sekosmopolitan dengan Kota Medan masa sekarang. Warga keturunan Cina dan India hidup berdampingan dengan warga setempat.

Catatan sejarah menunjukkan fakta bahwa barang-barang asal Cina diangkut juga oleh kapal-kapal Arab dan India, dan Nusantara.

“Jadi kita tidak perlu heran dengan temuan tersebut,” ungkap McKinnon dalam jurnal, “bahwa pelabuhan Sumatra juga memiliki sejumlah pemukim India, Arab, dan Cina yang terlibat dalam perdagangan Timur-Barat kala itu.”

Dia berharap bahwa catatan penelitiannya kelak menimbulkan minat yang lebih besar dalam arkeologi sebuah pulau yang telah lama menjadi tempat pertemuan pengaruh Timur dan Barat tersebut.

BACA JUGA:5 Kerajaan Tertua di Indonesia: Dari Sriwijaya hingga Kerajaan-kerajaan Awal Lainnya

Sekitar 33 tahun setelah McKinnon menulis temuannya tentang Kota Cina, saya bertemu dengannya di sebuah diskusi malam di Erasmushuis.

Tampaknya sampai hari ini pria berkebangsaan Amerika itu masih gandrung dengan misteri Sumatra.

“Saya saat ini menjadi peneliti di Nalanda Sriwijaya Centre di ISEAS—Lembaga Kajian Asia Tenggara,” ujarnya pada malam itu. “Saya tinggal di Bogor, silakan mampir untuk berdiskusi.” (*)

Kategori :