“Ini juga mengingatkan teman-teman Rusia di kawasan, termasuk musuh Amerika, Kuba dan Venezuela, bahwa Rusia ada di pihak mereka,” ujarnya.
Kuba mengatakan pekan lalu bahwa kunjungan kapal angkatan laut sahabat ke Havana adalah hal biasa dan armadanya tidak membawa senjata nuklir.
Amerika Serikat, yang memantau kapal tersebut, juga meremehkan operasi tersebut.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan hari Rabu bahwa latihan angkatan laut seperti itu adalah hal yang rutin.
BACA JUGA:Pasukan Rusia Gunakan Toyota Humvee HMV, Dipersenjatai Kanon Hanud ZU-23-2
Ia menambahkan, tidak ada bukti bahwa Rusia telah mengirimkan rudal ke Kuba, namun Amerika Serikat akan tetap waspada.
Kunjungan pelabuhan tersebut bertepatan dengan pertemuan di Moskow antara Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Dalam pertemuan tersebut, Rodriguez menyatakan "penentangan pemerintah terhadap perluasan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke perbatasan Rusia."
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Kuba, menurutnya, hal ini "menyebabkan konflik saat ini antara Eropa, khususnya Moskow dan Kiev."
BACA JUGA:Canggih, Militer Rusia Uji Kendali Jarak Jauh MBT T-72 Melalui VR
Ia juga menyerukan "solusi diplomatis, konstruktif dan praktis" terhadap konflik tersebut.
Selama Perang Dingin, Kuba adalah sekutu utama Uni Soviet, termasuk ketika Moskow menanggapi penempatan rudal AS di Turki.
Dengan mengirimkan rudal balistik ke Kuba, konflik ini membawa dunia ke ambang perang nuklir.
Kuba telah mempertahankan hubungan dengan Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet, dan hubungan kedua negara semakin erat sejak pertemuan tahun 2022 antara Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel dan Presiden Rusia Vladimir Putin.(*)