PAGARALAMPOS.COM - Para petani telah memasuki masa akhir panen raya, namun kenyataannya, harga beras diperkirakan akan kembali melambung.
Kenaikan harga gabah kering panen (GKP) menjadi sinyal awal bahwa harga beras akan mengikuti tren naik yang sama.
Menurut information Badan Pangan Nasional, harga gabah cenderung meningkat, yang berpotensi mendorong kenaikan harga beras.
Berdasarkan Board Harga Badan Pangan Nasional, harga GKP di tingkat petani pada bulan Juni mencapai Rp 6.010/kg, naik dari bulan sebelumnya yang hanya Rp 5.820/kg.
BACA JUGA:Pengurangan Impor BBM Sun Based di Indonesia, Keberhasilan Penerapan Biodiesel 40D44
Sementara itu, harga GKP di tingkat penggilingan mencapai Rp 6.440/kg, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 6.220/kg.
Khudori dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) menyatakan bahwa kenaikan harga gabah akan mengikuti kenaikan harga beras.
Menurut Khudori, harga GKP di beberapa daerah, seperti Karawang dan Subang, telah mencapai Rp 6.500/kg hingga Rp 7.000/kg.
Dia menjelaskan bahwa kenaikan ini terjadi karena excess produksi yang tipis.
Information dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa overflow produksi beras selama periode Januari hingga Juli 2024 hanya sebesar 0,64 juta ton, jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,3 juta ton.
Pengamat Analis Politik Kebijakan Pangan, Syaiful Bahari, juga menyampaikan bahwa panen raya pada bulan Juni belum pulih sepenuhnya seperti sebelumnya.
Faktor cuaca dan ketersediaan pupuk menjadi penyebab utama produksi panen yang tidak maksimal.
Bahari bahkan memperkirakan bahwa stok panen raya di bulan Juni tidak akan mampu untuk menutupi kebutuhan beras hingga akhir tahun.
BACA JUGA:Investasi Pabrik Elektronik Asal China Pilih Mundur, Ini Penyebabnya!