Inflasi Sumsel November 2022 Turun, Ternyata Ini Penyebabnya
Foto : Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto--ist
PAGARALAMPOS.COM – Laju inflasi di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan tanda-tanda mereda. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel melaporkan inflasi tahunan pada November 2025 berada di angka 2,91 persen, menurun dibandingkan dua bulan sebelumnya.
Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto mengatakan penurunan ini menandai mulai stabilnya sejumlah harga komoditas yang sempat memberikan tekanan pada September dan Oktober. Pada dua bulan tersebut, inflasi masing-masing berada di level 3,44 persen dan 3,49 persen.
“Pergerakan inflasi bulan lalu lebih rendah dibandingkan dua bulan sebelumnya, menunjukkan adanya perbaikan,” ujar Wahyu, Selasa (2/12/2025).
Ia menjelaskan bahwa dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan kelompok mengalami kenaikan harga. Meski demikian, dua kelompok lainnya tercatat mengalami penurunan sehingga menahan laju inflasi lebih tinggi.
BACA JUGA:Sumsel Raih Dua Penghargaan Strategis di PTBI 2025, Gubernur : Komitmen Kendalikan Inflasi
BACA JUGA:Prediksi Lonjakan Inflasi, Naiknya Permintaan Pangan Dimomen Nataru
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan, yaitu 1,29 persen. Sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyusul dengan kontribusi 1,26 persen.
Menurut Wahyu, sejumlah komoditas yang paling memengaruhi inflasi pada November antara lain emas perhiasan, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, serta telur ayam ras. Komoditas-komoditas ini terus menunjukkan pergerakan harga yang signifikan sepanjang tahun.
Untuk inflasi bulanan (month-to-month), BPS mencatat kenaikan tipis 0,02 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Oktober. Emas perhiasan kembali menjadi komoditas dengan andil bulanan terbesar, meski hanya 0,03 persen.
“Skalanya relatif kecil bila dibandingkan November tahun lalu yang mencapai 0,58 persen,” imbuhnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Duddy Adiyatna menambahkan bahwa emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, dan beras merupakan tiga komoditas yang paling sering memicu tekanan inflasi sepanjang 2025.
BACA JUGA:Poktan di Pagar Alam Panen Raya Bawang Merah, Bank Indonesia : Bantuan Program Pengendali Inflasi
BACA JUGA:Gerakan Pangan Murah Polres Pagar Alam: Upaya Nyata Mengendalikan Inflasi Pangan
“Ketiga komoditas ini dipengaruhi faktor global, energi, dan pangan sehingga pergerakan harganya cukup sensitif,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
