Dalam hal kepemilikan saham, PT Starlink Service Indonesia tidak dimiliki oleh individu seperti Leonard dan Lauren.
Sebaliknya, saham perusahaan ini dipegang oleh dua entitas berbasis di Belanda: Starlink Holdings Netherlands dan SpaceX Netherlands.
Starlink Holdings Netherlands memegang 99 ribu lembar saham dengan total nilai Rp 9,9 miliar. Sementara itu, SpaceX Netherlands memiliki 1.000 lembar saham senilai Rp 100 juta.
Struktur ini menunjukkan bahwa meskipun Starlink beroperasi di Indonesia, kendali finansial dan strategis tetap berada di tangan entitas luar negeri, yang tentunya mengindikasikan pengaruh besar dari Elon Musk dan tim manajemennya di tingkat global.
BACA JUGA:Sati di India, Janda Bakar Diri Setelah Kematian Suami, Kalau di Indonesia Si Wanita?
Kantor dan Izin Operasional
Berdasarkan data yang diperoleh, kantor PT Starlink Service Indonesia terletak di Gedung Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta Selatan.
Lokasi ini mencerminkan kehadiran yang strategis di jantung bisnis ibu kota, yang dapat memfasilitasi interaksi bisnis dan regulator dengan lebih efektif.
Starlink juga telah mengantongi tiga izin utama yang memungkinkan mereka beroperasi secara penuh di Indonesia.
BACA JUGA:3.325 Calon Taruna-Taruni Akpol Ikut Seleksi, Begini Tes Ujian Jasmaninya
Izin pertama adalah terkait aktivitas telekomunikasi satelit, yang merupakan inti dari layanan yang mereka tawarkan.
Izin kedua adalah sebagai Internet Service Provider (ISP), yang memungkinkan Starlink menyediakan layanan internet langsung kepada konsumen.
Izin terakhir adalah portal web dan/atau platform digital dengan tujuan komersial, yang membuka peluang bagi Starlink untuk mengeksplorasi berbagai model bisnis berbasis digital di masa depan.
Tantangan dan Peluang
BACA JUGA:Gagalkan Penyelundupan Narkoba, Satgas Pamtas RI - Malaysia Amankan Sabu 7 Kg
Masuknya Starlink ke pasar Indonesia membawa harapan besar, terutama bagi daerah-daerah terpencil yang selama ini kesulitan mendapatkan akses internet berkualitas.