Ia menggambar peta dunia dengan garis lintang paralel yang jaraknya semakin menjauh dari garis khatulistiwa. Fitur ini membuat proyeksi Mercator sangat berharga bagi para pelaut.
Pasalnya, pelaut dapat menggunakannya untuk berlayar dalam garis lurus dengan arah kompas yang konstan. Namun hal ini juga berarti bahwa ukuran relatif dari daratan yang berbeda menjadi sangat terdistorsi.
BACA JUGA:Mengulik 6 Misteri dan Sejarah Peradaban Kuno yang Hilang Misterius
Greenland dan wilayah kutub lainnya tampak jauh lebih luas dibandingkan wilayah sebenarnya. Sementara wilayah khatulistiwa seperti Afrika dan Amerika Selatan sangat padat.
Proyeksi Mercator tetap menjadi bagian dari atlas hingga abad ke-20, hingga para kritikus mulai mengecamnya sebagai tidak akurat.
Meskipun masih digunakan sebagai alat bantu navigasi, peta ini sebagian besar telah digantikan oleh peta yang lebih modern dan berbentuk oval. Misalnya proyeksi Robinson dan Winkel Tripel. (*)