Rupiah Anjok. Masyarakat Kuatirkan Nasib Hutang Indonesia Bagaimana?

Sabtu 20-04-2024,20:02 WIB
Reporter : Devi
Editor : Bodok

Kenaikan kurs tukar rupiah ini paling tinggi sejak 2020 lalu.

BACA JUGA:Inspirasi Peluang Usaha yang Diprediksi Berkembang Pesat di Masa Depan

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem di Pagaralam, Warga Diimbau Waspada dan Berhati-hati!

Konflik Israel Penjajah-Iran menjadi pemicu kemerosotan nilai tukar rupiah ke dollar AS.

Eskalasi di Timur Tengah membuat para pedagang beralih ke aset safe haven seperti dollar AS.

Analis Finex Brahmantya Himawan menyebut tren penguatan dollar AS masih akan berlanjut.

Bahkan rupiah berpotensi akan mengalami depresiasi lebih lanjut.

BACA JUGA:Liburan ke Palembang? Inilah Beberapa Destinasi Wisata di Palembang yang Paling Populer Dikunjungi Wisatawan

BACA JUGA:Ragam Wisata! Probolinggo Tawarkan 5 Destinasi Wisatanya yang Paling Hits

Ada beberapa faktor yang memicu melemahnya rupiah terhadap dollar AS.

Tentu saja faktor utama karena konflik geopolitik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina.

Selain itu lemahnya nilai tukar rupiah atas dollar AS juga dipengaruhi adanya pemangkasan suku bunga kebijakan AS yang berpotensi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Pasalnya target inflasi AS masih jauh dari target Bank Sentral AS atau The Fed yang sebesar 2 persen.

BACA JUGA:Timnas Indonesia U-23 Raih Kemenangan Berkat Kontribusi Luar Biasa Justin Hubner

BACA JUGA:Ragam Wisata! Probolinggo Tawarkan 5 Destinasi Wisatanya yang Paling Hits

Kokohnya dollar AS bisa dilihat dari angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2024 secara bulanan yang naik menjadi 0,4 persen dari perkiraan 0,3 persen.

Kategori :