Prominences sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, dan gerakan, serta terdiri dari dua tipe utama, yaitu aktif dan diam.
Fenomena alam yang terjadi setiap waktu itu menjadi tampak jelas efek Gerhana Matahari, meletus dengan cepat dan memiliki masa hidup yang berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
Prominences berhubungan dengan kelompok bintik matahari dan, seperti halnya bintik api aktif, berkorelasi dalam jumlah dan aktivitasnya dengan siklus matahari.
Fenomena ledakan besar Matahari sayangnya hanya dapat diamati pada beberapa titik di Bumi, tidak termasuk Indonesia.
BACA JUGA:Sidoarjo Mempesona! Inilah 7 Tempat Wisata Hits yang Wajib Dikunjungi!
Gerhana yang berpeluang terjadi pada 8 April jadi salah satu fenomena astronomi langkah dimana langit gelap dalam beberapa jam pada siang hari karena Bulan tepat berada di jalur Matahari yang menyinari Bumi.
Gerhana Matahari selanjutnya diperkirakan baru akan terjadi pada Agustus tahun 2044.
Pada fenomena sebelumnya, sejumlah orang mencari tahu informasi dampak melihat langsung Matahari saat gerhana terjadi.
Sinyal ponsel juga akan bermasalah.
BACA JUGA:Berlibur ke Lubuk Linggau Belum Afdol Kalo Belum Berkunjung ke 5 Destinasi Wisata Hits Ini!
Karena kemungkinan akan ada banyak aktivitas ponsel secara berlebihan saat itu.
Gerhana Matahari Total nanti dapat terlihat di beberapa lokasi di dunia. Yakni mulai dari Meksiko, Amerika Serikat, Amerika Utara hingga Kanada.
Sementara itu, Xavier Jubier selaku pakar gerhana asal Perancis menjelaskan jalur Gerhana Matahari Total terbentang 162-200 kilometer.
Yakni terjadi di Samudera Pasifik hingga menuju ke Atlantik.
BACA JUGA:7 Negara Bersalju di Asia ini Cocok Banget Buat Kamu Kunjungi Saat Liburan
Titik totalitas terpanjang fenomena tersebut pada Nazas, dekat Durango, Meksiko.