PAGARALAMPOS.COM - Konflik panjang antara Israel dan Palestina tidak hanya membawa dampak pada nyawa dan infrastruktur; ia juga merusak pilar sejarah dan budaya Palestina yang tak ternilai.
Tegangnya situasi membuat berbagai situs bersejarah, mulai dari gereja Kristen tertua di Palestina hingga benteng abad ke-14, berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan.
Berbagai lokasi penting berada di zona evakuasi utara, di mana Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menginstruksikan warga sipil untuk mengungsi.
"Kondisi di Palestina telah menyebabkan hilangnya warisan budaya," ujar arkeolog Prancis, Jean-Baptiste Humbert, yang telah bekerja di Palestina selama beberapa dekade.
BACA JUGA:Menghormati Tradisi dan Menemukan Sejarah di Timur Tengah, Arkelog Arab Dilarang Lakukan Ini
BACA JUGA:Kampung Tua Bakkara, Jejak Sejarah Dinasti Sisingamangaraja di Tanah Batak Toba
Konflik Palestina-Israel masih memanas sejak serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 dan dibalas oleh Israel dengan serangan udara.
Akibatnya, ribuan korban jiwa berguguran.
Tak hanya merenggut nyawa, konflik juga membuat kota menjadi kacau dan banyak infrastruktur di Palestina yang rusak, bahkan rata dengan tanah.
Lebih parahnya lagi, pengeboman yang masif juga telah melenyapkan beberapa situs arkeologi yang mengandung nilai sejarah dan budaya yang panjang.
Banyak lokasi-lokasi dari situs bersejarah di Gaza berada dalam zona evakuasi utara.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah dan Misteri Hubungan Kuda dan Manusia Dalam Kehidupan Bangsa Viking
BACA JUGA:Sejarah Bajak Laut di Kekaisaran Tiongkok, Berlayar Bersama Armada 80.000 Perompak
Menurut arkeolog asal Prancis yang telah bekerja di Palestina selama beberapa dekade, Prof. Jean-Baptiste Humbert, kondisi saat ini telah menghadapi kehancuran total akan warisan budaya Gaza.
"Masyarakat Gaza sensitif terhadap warisan budayanya. Namun, penghancuran yang dilakukan oleh pasukan pendudukan selama lima puluh tahun terakhir berarti bahwa prioritas penting seperti makanan, perawatan, dan pendidikan penduduknya telah mengesampingkan warisan budaya sebagai sebuah kemewahan bagi negara-negara kaya," katanya dikutip dari Daily Mail.