Selain tembikar, Almahari mengatakan bahwa prasasti makam, reruntuhan, dan literatur membantu memberikan gambaran tentang masa lalu kawasan tersebut.
"Kami bisa mendapatkan sekitar 95% informasi yang kami perlukan dari temuan ini. Tapi kami masih memerlukan kerangka untuk analisis DNA untuk mendapatkan lima persen lainnya," katanya.
Kedengarannya memang seperti kesenjangan pengetahuan yang sangat besar, namun hal ini hanya bisa diisi dengan data genetik yang tersembunyi di dalam tulang-tulang kuburan Muslim.
Para arkeolog ingin menghormati keinginan dan adat istiadat Islam, namun banyak juga yang menikmati kesempatan mengambil sampel tulang untuk lebih memahami pola migrasi manusia terkini di wilayah tersebut.
Artikel ini telah tayang dilaman inet.detik.com dengan judul: Arkeolog Dunia Arab Dilarang Ganggu Kuburan Muslim