Memang Sultan Agung kemudian mengakui Raja Palembang yang berasal dari negeri Palembang. Hubungan Palembang-Mataram lewat raja baru ini menjadi lebih erat.
Bujukan Kompeni kepada raja baru tak berhasil. Ketika pada 1639 Kompeni menghadiahkan kuda Persia dan gajah kepada Raja Palembang, Raja Palembang langsung memberikannya kepada Sultan Agung.
Ia melakukan hal itu tentu karena desakan dari Mataram. Raja Palembang pun meminta dikirim kapal dari Mataram untuk mengangkut kuda dan gajah itu.
BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan
Ini tentu saja dilihat oleh Kompeni sebagai sebuah keberanian. Karena itu rencana Palembang meminta Kompeni membangun loji di Palembang pun kemudian batal.
"Sampai akhir pemerintahan Sultan Agung, penggembosan pengaruh Mataram di Palembang hamoir tidak terasa, meski kekuasaan Kompeni di lat lebih besar," tulis Dr HJ de Graaf.
Artikel ini telah tayang dilaman oohya.republika.co.id dengan judul: Ini Trik Sultan Agung Agar Palembang tak Berpihak kepada Kompeni