Lokasi kerajaan Majapahit ini membawa pengaruh positif terhadap sistem perekonomian.
Dua faktor yang memakmurkan Majapahit adalah Lembah Sungai Brantas dan Bengawan Solo di dataran rendah Jawa Timur bagian utara, serta pelabuhan-pelabuhan Majapahit di Pantai Utara Jawa.
Di Lembah Sungai tersebut, tanahnya subur sehingga dapat menghasilkan banyak bahan-bahan ekspor seperti beras dan kacang-kacangan.
BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan
Sementara di pelabuhan menjadi peran penting untuk mendapatkan komoditas rempah-rempah Maluku.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Terakhir di Nusantara
Kerajaan Majapahit pernah mengalami kejayaannya karena perdagangan dan kebudayaan yang maju pada masanya, memiliki angkatan perang yang terlatih dan sangat kuat, serta teraturnya susunan atau sistem pemerintahan.
Namun, pada akhirnya, kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan yang dimulai setelah wafatnya Hayam Wuruk pada 1389.
BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan
BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit
Munculnya tanda-tanda kemunduran ini karena adanya konflik perebutan tahta.
Mengutip dari buku Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X, pewaris Hayam Wuruk, yaitu putri mahkota Kusumawardhani, menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana.
Seorang putra dari selir Hayam Wuruk, Wirabhumi, juga menuntut haknya atas tahta.
Perebutan ini akhirnya menimbulkan Perang Paregreg pada 1405-1406, yang akhirnya dimenangkan oleh Wikramawardhana.
BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit