Dulunya, fungsi dari Taman Sari adalah tempat rekreasi dan peristirahatan bagi Sultan Hamengku Buwono I, permaisuri, anak-anak, dan kerabatnya.
Tak heran, Taman Sari memiliki beberapa area, di antaranta kolam pemandian, tempat ganti pakaian, taman-taman, dan ruangan untuk menari.
Selain itu, kompleks Taman Sari juga berfungsi sebagai lokasi pertahanan karena dilengkapi dengan lorong-lorong bawah tanah dan dapur.
BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan
BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit
“Taman Sari dapat dipandang sebagai sumber otentik untuk mengenang kebesaran Sultan Hamengku Buwono I,” tulisnya.
Dulunya, sumber air yang mengairi kompleks Taman Sari diambil dari Sungai Winongo, yang mengalir di sebelah barat Taman Sari.
Awalnya, selain bangunan dan kolam, kompleks Taman Sari juga dilengkapi dengan kebun buah-buahan dan bunga.
Namun, sekarang sebagian besar kebun-kebun tersebut sudah menjadi perkampungan penduduk.
BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan
BACA JUGA:Kekayaan Budaya Pulau Yap, Sejarah dan Makna Batu Rai sebagai Mata Uang Tradisional
Senada, Theresiana mengatakan bahwa fungsi Taman Sari adalah sebuah pesanggrahan atau suatu tempat yang dibangun untuk bercengkerama dan rekreasi.
Fungsi tersebut dapat dilihat dari bangunan lorong-lorong dengan taman-taman bunga dan kolam pemandian yang sangat lebar dan tidak terlalu dalam.
Namun bila diperhatikan lebih jauh, Taman Sari juga berguna sebagai bangunan peninjauan apabila ada musuh.
Hal tersebut terlihat dari jalan bawah tanah dan jembatan gantung.
“Yang semakin memperjelas makna bahwa Pesanggrahan Taman Sari dibangun bukan semata-mata untuk tempat bercengkerama dan rekreasi,” ujarnya.*