Situs Sejarah Suku Balik Terancam Hilang oleh IKN, Simak Penjelasannya!
Situs Sejarah Suku Balik Terancam Hilang oleh IKN, Simak Penjelasannya!--
PAGARALAMPOS.COM - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur telah menjadi topik hangat yang menyita perhatian publik.
Proyek ambisius ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian Indonesia, namun di balik rencana tersebut, ada kekhawatiran terkait keberadaan situs-situs sejarah yang mungkin akan hilang akibat proyek ini.
Salah satu kelompok yang merasa khawatir adalah masyarakat Suku Balik, yang merupakan salah satu Suku asli di wilayah tersebut.
Suku Balik memiliki sejarah yang panjang dan kaya, dengan berbagai situs penting yang menjadi saksi bisu perjalanan budaya mereka.
BACA JUGA:Suku Minangkabau dan Filosofinya, Cari Tahu Sekarang!
Namun, pembangunan IKN di wilayah yang melibatkan kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, tempat Suku Balik bermukim, mengancam keberadaan situs-situs bersejarah ini.
Pembangunan infrastruktur untuk ibu kota baru tidak hanya mengubah pemandangan alam, tetapi juga mengancam tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi masyarakat adat ini.
Salah satu situs yang dikhawatirkan akan hilang adalah Tanah Langan, sebuah situs yang dianggap suci oleh masyarakat Suku Balik.
Tanah Langan adalah area yang dipercaya memiliki nilai spiritual dan kultural yang mendalam, sebagai tempat di mana leluhur mereka dulu tinggal dan berinteraksi dengan alam.
BACA JUGA:Penyebaran Suku Ot Danum di Kalimantan Tengah: Bagaimana Mereka Mempertahankan Tradisi Mereka!
Situs semacam ini memainkan peran penting dalam pelestarian tradisi dan adat istiadat, dan kehilangan tempat seperti ini akan memengaruhi identitas budaya mereka.
Selain Tanah Langan, ada pula peninggalan lainnya yang memiliki nilai sejarah, seperti situs batu berukir, yang diperkirakan menjadi tanda peradaban awal Suku Balik di Kalimantan Timur.
Batu-batu berukir ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan memiliki nilai simbolis yang tinggi.
Kehilangan situs-situs ini akan menyebabkan hilangnya memori kolektif suku ini, yang berpotensi merusak kesinambungan kebudayaan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: