PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Kediri, yang dulunya gemilang di Pulau Jawa, mengalami nasib tragis saat jatuh ke tangan gabungan pasukan Mongol, Raden Wijaya, dan Arya Wiraraja dari Madura.
Namun, kejatuhan ini hanya menjadi awal dari strategi licik Raden Wijaya untuk mengusir penjajah Mongol dari tanah Jawa.
Kemenangan atas Kediri seolah disambut dengan pesta oleh pasukan Mongol yang tidak mengetahui rencana tersembunyi Raden Wijaya.
Di tengah kegembiraan tersebut, Raden Wijaya dan pasukannya mengajukan permohonan untuk pulang ke Desa Tarik dengan alasan akan menyerahkan diri kepada Mongol.
BACA JUGA:Menggali Sejarah dan Tradisi Suku Sikumbang: Identitas Budaya di Minangkabau
Dalam kepercayaan buta atas kemenangan mereka, pimpinan pasukan Mongol bahkan mengutus ratusan prajurit untuk mengawal rombongan Majapahit.
Namun, sebulan setelah penaklukan, terjadi kejadian tak terduga.
Raden Wijaya dan pasukannya melancarkan serangan mematikan terhadap 200 prajurit Mongol yang mengawal mereka ke Majapahit.
Tindakan ini dipimpin oleh Sora dan Ranggalawe, dua panglima perang Majapahit.
BACA JUGA:Tambo Bayang 1915: Menelusuri Jejak Sejarah dan Budaya Suku Guci dari Muaro Paneh
Setelah menghilangkan pengawal mereka, Raden Wijaya mempersiapkan serangan balik terhadap pasukan Mongol yang terlalu percaya diri setelah kemenangan mereka.
Dengan pasukan yang lebih besar, Raden Wijaya dan pasukannya menyerang markas utama Mongol, mengejutkan mereka yang masih larut dalam euforia kemenangan.
Serangan gabungan Majapahit dan Madura ini berhasil memakan korban besar di antara pasukan Mongol.
Sisanya yang berusaha melarikan diri ke kapal mereka terus dikejar oleh pasukan gabungan Jawa-Madura.
BACA JUGA:Menyingkap Jejak Sejarah Busra asy-Syam: Tiga Peradaban Kuno yang Mempengaruhi Dunia