Tradisi ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, dan sosok perempuan yang menjadi calon pengantin wanita biasanya dipilih dari keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan erat dengan keluarga calon mempelai pria.
BACA JUGA:Benarkah 5 Suku Ini Keturunan Majapahit , Yuk Simak Faktanya Disini!
Tujuan dan Sejarah Tradisi Kawin Tangkap
Tradisi kawin tangkap dilakukan dalam konteks kekerabatan keluarga, klan, atau suku, dengan salah satu tujuannya adalah untuk mengikat hubungan kekerabatan.
Hal ini menjadi alasan mengapa perempuan yang akan menjadi calon mempelai wanita biasanya dipilih dari keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan erat dengan keluarga calon mempelai pria.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi upaya para pria Sumba untuk keluar dari budaya matriarki yang dominan dalam tradisi masyarakat Sumba.
Budaya matriarki membuat laki-laki Sumba merasa bahwa mereka berhak sebagai kepala keluarga terabaikan.
BACA JUGA:Benarkah 5 Suku Ini Keturunan Majapahit , Yuk Simak Faktanya Disini!
BACA JUGA:Menawan Bak Orang Eropa, Inilah 3 Suku di Indonesia yang Bermata Biru!
Oleh karena itu, mereka melakukan tradisi kawin tangkap sebagai langkah untuk menjadi kepala keluarga yang memiliki hak dan otonomi.
Pelaksanaan Tradisi Kawin Tangkap
Tradisi kawin tangkap biasanya dilakukan oleh laki-laki dari keluarga kaya yang ingin meminang seorang perempuan yang disukainya.
Praktik ini melibatkan 'penculikan' perempuan yang akan menjadi calon pengantin atau istri.
Namun, pelaksanaan tradisi kawin tangkap ini awalnya dimaksudkan untuk mengadakan pernikahan tanpa melalui peminangan atau kesepakatan kedua belah pihak, terutama soal mahar atau belis, menuju ke tahap peminangan sebagai pernikahan yang sah menurut adat Sumba.
BACA JUGA:Mengungkap Tradisi Suku Anak Dalam, Dibalik Ritual Melangun dan Hukum Adat yang Kuat