Singkat cerita, Ki Pasung Grigis melaporkan kedatangan Patih Mada sebagai utusan Ratu Majapahit kepada Raja Bali Aga.
BACA JUGA:Menguak 3 Fakta dan Misteri Gunung Padang, No 1 Bikin Geleng Kepala
BACA JUGA:Bagaimana sejarah singkat profil dari Sunan Gunung Jati? Baca Ulasan-Nya Sampai Abis!
Mendengar penjelasan secara terperinci, maka Maha Raja Sri Ratna Bumi Banten memerintahkan kepada Ki Pasung Grigis untuk mengantar tamunya ke Bedahulu, pusat pemerintahan Kerajaan Bali Aga.
Berangkatlah Ki Pasung Grigis untuk membawa utusan Raja Majapahit tersebut menghadap Sri Ratna Bumi Banten.
Sesampainya di Kerajaan Bali Aga, semua rombongan Patih Gajah Mada menunduk, mereka berjalan membungkuk sebagai penghormatan kepada Raja Bali guna mengambil simpati sang Raja.
Melihat sikap sopan Gajah Mada, maka Raja Bali menghormatinya sehingga ia dipanggil untuk mendekat.
BACA JUGA:Inilah Kerajaan Kecil Yang Tidak Bisa Dikalahkan Oleh Majapahit, Apakah Nama Kerajaan Itu?
BACA JUGA:BENARKAH! 3 Suku Asli Indonesia Ini Miliki Mata Berwarna Biru, Emang Ada?
“Hai Patih Mada (Gajah Mada) kemarilah mendekat padaku, berita apa yang kau bawa untukku. Ceritakanlah jangan engkau merasa sungkan,” perintah Rajah Bali Aga.
Patih Mada pun menghaturkan sembah kepada Sri Baginda Raja Bali. “Ampun Paduka Tuanku, hamba datang diutus oleh Paduka Tuanku Putri Ratu Majapahit untuk menghadap tuanku Raja.
Mempersembahkan sepucuk surat. Hamba mohon ampun jikalau hamba membuat kekeliruan dalam tatacara menghadap kehadapan Sri Baginda Raja Agung.
Inilah surat beliau mohon Paduka Raja menerimanya,” kata Gajah Mada. Akhirnya raja pun menerima surat tersebut dan membaca isinya.
BACA JUGA:Selain Makam Nyi Roro Kidul, Ternyata Ada 3 Makam Keramat Lagi di Gunung Salak
BACA JUGA:Benarkah Zeus Adalah Pimpinan Para Dewa? Ini Faktanya
Isi surat tersebut konon antara lain berbunyi: