Tetapi menghadapi Kerajaan Bali Aga, ada rasa takut dan ragu-ragu menyelinap pada diri Gajah Mada. Tetapi sumpah Palapa Gajah Mada yang akan mempersatukan nusantara harus terlaksana.
Karena itu Gajah Mada dan punggawa Kerajaan Majapahit mengatur siasat untuk membunuh Kebo Iwa agar bisa menguasai Kerajaan Bali Aga.
Konon, suatu hari semua pembesar Kerajaan Majapahit melakukan rapat membicarakan Kerajaan Bali Aga yang tidak mau tunduk.
BACA JUGA:Bukan Main! Inilah 3 Fakta Menarik Tentang Gunung Padang, No 1 Bikin Tercengang
BACA JUGA:Benarkah Zeus Adalah Pimpinan Para Dewa? Ini Faktanya
Padahal, secara hierarki Kerajaan Bali Aga harusnya tunduk pada Majapahit lantaran Kerajaan Majapahit sudah menaklukkan Kerajaan Daha.
Gajah Mada yang ikut dalam rapat tersebut sempat menyampaikan ungkapannya terkait kemasyuran Kerajaan Bali Aga.
Melalui seorang pendeta istana (Pendeta Purohita) yang bernama Danghyang Asmaranata, Gajah Mada juga membicarakan kesaktian Kebo Iwa, salah satu pentolan punggawa Kerajaan Bali Aga.
Menurut Gajah Mada, selama Kebo Iwa masih di Bali, Majapahit akan kesulitan menghadapi Kerajaan Bali Aga secara terbuka.
BACA JUGA:Tak Tertaklukkan Ratusan Tahun! Inilah Kerajaan Yang Tidak Bisa Dikalahkan Oleh Majapahit
BACA JUGA:4 Misteri dan Mitos Gunung Dempo yang Wajib Diketahui
Dalam rapat tersebut diaturlah strategi sedemikan rupa untuk menaklukkan Kerajaan Bali Aga.
Raja Majapahit akhirnya memutuskan, sebelum Gajah Mada melakukan penyerangan ke Bali, Kebo Iwa sebagai orang yang kuat dan sakti di Bali harus disingkirkan terlebih dahulu.
Ratu Majapahit Putri Tribhuwana Tunggadewi lalu mengutus Gajah Mada ke Bali untuk membawa surat yang isinya seakan-akan Ratu Majapahit menginginkan persahabatan dengan Raja Bali Aga.
Selain itu, kedatangan Gajah Mada ke Bali merupakan strategi untuk melihat dari dekat kekuatan prajurit Kerajaan Bali Aga. Keberangkatan Gajah Mada ke Bali sengaja dibuat tidak terlihat mencolok.