Suku Minahasa juga tidak segan-segan mengonsumsi daging-daging eksotis, seperti ular, tikus, anjing, dan biawak.
Suku Bantik
Suku Bantik merupakan suku bangsa yang masih dalam kerabat suku Minahasa. Suku ini tersebar di beberapa daerah di Sulawesi Utara, antara lain Kalasei, Buha, Talawaan Bantik, Molas, dan Tanamon.
Suku Bantik juga memiliki hubungan dekat dengan suku Sangir dan suku Talaud, yang mendiami pulau-pulau di sebelah utara Sulawesi Utara.
Suku Bantik memiliki ciri fisik yang mirip dengan suku Minahasa, yaitu berkulit kuning langsat, berambut hitam, bermata sipit, dan bertubuh tegap.
Suku Bantik juga memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Bantik, yang termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Bantik memiliki beberapa dialek, seperti dialek Kalasei, dialek Buha, dialek Talawaan, dan dialek Molas.
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
BACA JUGA:Profil Provinsi Sumatera Selatan, Melacak Jejak Sejarah dan Pesona Alamnya
Suku Bantik dikenal sebagai suku yang sederhana, jujur, dan setia. Mereka juga dikenal sebagai suku yang pandai bercocok tanam, berternak, dan berdagang.
Suku Bantik mayoritas menganut agama Kristen, baik Protestan maupun Katolik. Namun, mereka juga masih menghormati tradisi-tradisi leluhur mereka, seperti upacara adat, tarian, dan musik.
Suku Bantik juga memiliki kuliner khas mereka sendiri, yang berbeda dengan suku Minahasa. Beberapa makanan khas suku Bantik yang terkenal adalah nasi jagung (nasi yang dibuat dari jagung), sayur bunga pepaya, ikan roa bakar, dan sagu goreng.
Suku Bantik juga gemar mengonsumsi daging-daging eksotis, seperti ular, tikus, anjing, dan biawak.
BACA JUGA:Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno
BACA JUGA:Eksplorasi Wisata Situbondo, 11 Tempat Wisata Alam dan Sejarah yang Memukau
Suku Tonsea
Orang Tonsea adalah salah satu sub suku kelompok besar suku bangsa Minahasa. Mereka mendiami beberapa kampung di sebelah timur laut Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.