PAGARALAMPOS.COM - Masyarakat asli Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tentu mengenal sosok pendekar tangguh yang melegenda karena keperkasaan perkataannya.
Dari cerita rakyat Sumatera Selatan, mereka percaya bahwa tokoh ini sangat kuat dan dihormati oleh masyarakat karena kekuatan yang dimilikinya.
Bahkan karena kesaktiannya, pendekar ini ditakuti banyak orang, karena jika ada yang berbuat bertentangan dengan aturan agama, orang tersebut akan mendapat sial bila bertemu dengan pendekar kuat.
Bukan tanpa alasan pejuang ini mengucapkan sumpah yang bisa mengubah apapun menjadi batu dalam sekejap.
BACA JUGA:Ayat Ini Tidak Boleh Dibaca Saat Sholat Subuh? Simak Penjelasannya Disini!
BACA JUGA:Menyelami Keunggulan Suzuki APV 2024, Kombinasi Kinerja dan Kenyamanan, Ini Penjelasannya!
Dalam versi Suku Serawai (Semidang Alas Bengkulu Selatan), Lidah Si Pahit berasal dari Jazirah Arab, yang mendapat penugasan dari Batara Majapahit untuk menjadi duta Majapahit di Bengkulu.
Di antara berbagai versi Legenda Puyang Lidah Pahit, kami berinisiatif untuk mengungkap sedikit tuturan ini berdasarkan catatan sejarah/tambo dalam silsilah keluarga kami.
Jadi orang yang kami juluki di KWA (Pangeran Sukemilung) menurut sejarah Tambo/GUMAY adalah keturunan DIWE GUMAY tertentu.
BACA JUGA:Ladies! Inilah Tips Memakai Bubuk Kunyit Desaku untuk Masker yang Berkhasiat Memutihkan Wajah
BACA JUGA:Keturunan Si Pahit Lidah? Ternyata Ini Silsilah Keluarganya Versi Suku Gumay
Ceritanya sebagai berikut:
Bahwa GUMAY adalah nama seorang DIWE yang turun kedunia dan mulai betapak di Padang Selase ( Bukit Siguntang ) di palembang. Ngawak Diwe mule-mule :
Diwe Gumay beristrikan anak Ratu Bengkulu. Waktu tersebut hampir bersamaan dengan terjadinya perang antara Bengkulu dan Aceh.
Menurut ceritanya, Diwe Gumaylah yang dipanggil oleh bakal istrinya untuk menyudahi perang tersebut. Sehingga membuat perang tersebut berakhir dengan istilah : Atjeh kalah-Bengkulu Silah.