Meskipun rumah bergaya modern semakin banyak, Kajang Leko masih bisa ditemukan di Kampung Lamo.
Pemerintah setempat pun berusaha mengajukan Rumah Panggung Kajang Leko sebagai bagian dari warisan dunia UNESCO agar warisan budaya ini tetap dilestarikan.
Tradisi Bebantai Adat
Masyarakat Kampung Lamo memiliki tradisi religi yang populer yaitu bebantai adat, yang biasanya dilakukan tiga hari menjelang Bulan Ramadan di Pasar Bantai, semacam lokasi gelanggang.
Tradisi ini melibatkan penyembelihan kerbau yang telah diwariskan oleh nenek moyang sejak ratusan tahun lalu.
Sekitar 70 kerbau disembelih untuk dijadikan persembahan yang disebut sesembahan bumi.
Penyembelihan dilakukan oleh laki-laki pada waktu subuh, kemudian daging dimasak oleh para ibu hingga malam hari.
BACA JUGA:Inilah 5 Tradisi Unik Berbagai Suku di Indonesia, Antara Keunikan dan Kontroversi
Menu andalan saat bebantai adat adalah gulai mani atau gulai manis yang disantap dengan lemang.
Bebantai adat juga menjadi pesta rakyat yang dihadiri semua kalangan dengan berpakaian tradisional seperti baju kurung, kain cuping, dan tengkuluk.
Acara ini menjadi ajang silaturahmi dan gotong royong, dengan hiburan seperti tarian, pencak silat, pameran, dan jajanan ringan.
Perjalanan Menuju Kampung Lamo
BACA JUGA:Apa Saja Ragam Budaya Suku Melayu Deli Saat Ini? Simak Detailnya Disini!
Ada dua rute menuju Kampung Lamo: dari Kabupaten Bungo dan Kota Jambi.
Dari Bandara Sultan Thaha di Kota Jambi, diperlukan waktu sekitar 5 jam untuk sampai ke Kota Bangko, ibu kota Kabupaten Merangin.