BACA JUGA:Mengenal Kehidupan Suku Laut, Berbulan-bulan Hidup di Perahu!
Sayangnya, kayu besi kini semakin sulit ditemukan di Provinsi Jambi. Rumah Kajang Leko termasuk bangunan bersejarah yang diwariskan secara turun-temurun.
Terdapat sekitar 60 Kajang Leko di Kampung Lamo, yang semuanya masih terjaga hingga hari ini, menjadikannya salah satu alasan mengapa disebut Kampung Lamo.
Bentuk dan Struktur Rumah Kajang Leko
Kajang Leko ditetapkan sebagai rumah adat Jambi setelah proses pencarian panjang pada tahun 1970-an.
BACA JUGA:Misteri Sacsayhuamán, Jejak Astronomi Kuno Suku Inca yang Mengejutkan di Pegunungan Andes
Rumah ini berbentuk segi panjang dengan ukuran 12×9 meter, ditopang oleh 24 tiang utama dan 6 tiang pelamban yang besar.
Rumah panggung ini dilengkapi dengan dua tangga, yaitu tangga utama di sebelah kanan dan tangga penteh.
Rumah Kajang Leko terbagi menjadi delapan ruangan yang masing-masing memiliki nama dan fungsi tersendiri: pelamban, gaho, masinding, tengah, balik melintang, balik menalam, atas/penteh, dan bawah/bauman.
BACA JUGA:10 Tradisi Khas yang Membuat Dunia Tersenyum, Inilah Kisah Unik dari Berbagai Suku dan Negara!
Rumah adat ini juga dihiasi dengan berbagai motif flora dan fauna. Motif fauna sering berbentuk ikan dan biasanya tidak berwarna, sedangkan motif flora berwujud bunga manggis, bunga jeruk, dan bunga tanjung.
Warisan Budaya Rumah Adat
Pengunjung yang datang ke Kampung Lamo bukan hanya tertarik pada bentuk Kajang Leko, tetapi juga ingin mengenal lebih jauh filosofi bangunannya.
Rumah ini merupakan perwujudan dari cita rasa, budaya, seni, dan keyakinan masyarakat Jambi.
Unsur-unsur tersebut tercermin dalam bentuk bangunan, fungsi, maupun seni ukirnya.