Goa ini dijumpai di Sumatra (Jambi, Medan, Langsa/Aceh), Sulawesi, Papua, Kedah dan Pahang Malaysia.
BACA JUGA:Lakukan Hal Ini Jika Anak Malas Berolahraga!
Migrasi manusia Ras Mongoloid masuk perairan Asia Tenggara melahirkan manusia Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda).
Tapi tidak dapat diketahui kepastian kapan penyebaran itu dimulai, ahli sejarah hanya menghasilkan interpretasi terhadap temuan benda-benda budaya yang di tinggalkan, Ini pun jumlahnya sangat terbatas sehingga terbatas pula apa yang dapat diungkapkan.
Diperkirakan migrasi Paleo-Mongoloid ke Asia Tenggara terjadi dalam periode Prasejarah yang sangat panjang antara tahun 10.000 SM sampai tahun 2.000 SM Di Asia Tenggara manusia Paleo Mongoloid ini bertemu dengan manusia Austro-Melanesoid yang melahirkan manusia Proto melayu.
Pada masa Indonesia memasuki zaman logam, maka antara tahun 2000-500 SM dan antara tahun 500 SM - sampai menginjak awal abad Masehi terjadi lagi migrasi penduduk dari daerah Tonkin, Dongson di pegunungan Bascon-Hoabinh, Vietnam ke Asia Tenggara.
BACA JUGA:Sempat Gegerkan Indonesia, Inilah Suku yang Lakukan Pernikahan Sedarah!
Penyebaran manusia pada periode ini adalah percampuran manusia Proto Melayu dengan Ras Mongoloid yang melahirkan manusia Deutro Melayu. Manusia Proto Melayu mengembangkan kebudayaan batu tua yakni Kebudayaan Kapak Persegi dan Kebudayaan Kapak Lonjong.
Kapak Persegi disebut Kapak Genggam atau Kapak Sumatra, sedangkan kapak lonjong disebut Kapak Pendek. Peralatan hidup manusia Proto Melayu antara lain adalah alat-alat mikrolit, serpihan batu obsidian.
Manusia Deutro Melayu di Indonesia mengembangkan kebudayaan Logam dan Perunggu. Manusia Deutro Melayu sangat penting artinya bagi sejarah penyebaran suku bangsa di Indonesia karena mereka inilah yang dianggap sebagai cikal bakal Orang Melayu dan Kebudayaan Melayu termasuk Melayu Jambi.
BACA JUGA:Kisah Mistis Dibalik Keindahan Gunung Pananggungan!
Sejak ratusan tahun lampau wilayah Jambi telah dihuni oleh masyarakat Proto Melayu seperti Suku Kerinci, Batin, Penghulu, dan Suku Anak Dalam. Pada masa lampau mereka ini telah melatar-belakangi perkembangan Bahasa Melayu Jambi, budaya Melayu, maupun pasang naik dan turun kerajaan Melayu di daerah Jambi.
Begitu pula halnya mereka telah melewati perjalanan sejarah yang teramat panjang diawali masa Pra Sejarah, Melayu Buddha, dan Melayu Islam, sampai masa perjuangan melawan penjajah dan periode kemerdekaan.
Sebelum abad Masehi masyarakat Proto Melayu di Jambi telah mengembangkan suatu corak kebudayaan Melayu Pra Sejarah di wilayah pegunungan dan dataran tinggi. Masyarakat pendukung kebudayaan ini antara lain adalah Suku Kerinci.
BACA JUGA:Kisah Mistis Dibalik Keindahan Gunung Pananggungan!
Orang Kerinci diperkirakan telah menempati kaldera danau Kerinci sekitar tahun 10.000 SM sampai tahun 2000 SM Mereka telah mengembangkan kebudayaan batu seperti kebudayaan Neolitikum.